Website Thinkedu

FOMO vs JOMO, Mengapa Menikmati Kesendirian Bisa Jadi Kunci Kebahagiaan

FOMO vs JOMO, Mengapa Menikmati Kesendirian Bisa Jadi Kunci Kebahagiaan
Photo by ian dooley on Unsplash - tautan
Lingkaran.id - Di era digital ini, kita seringkali dibombardir dengan informasi tentang kegiatan menarik yang sedang terjadi di sekitar kita. Media sosial penuh dengan foto-foto liburan teman, acara-acara yang sedang happening, atau bahkan makanan enak yang sedang viral.


Kita pun mulai merasa takut ketinggalan, takut tidak mengalami hal-hal yang sama. Inilah yang kita kenal sebagai Fear of Missing Out (FOMO). Namun, ada juga fenomena lain yang mulai mendapatkan perhatian, yaitu Joy of Missing Out (JOMO). Apa itu JOMO, dan mengapa menikmati kesendirian bisa jadi kunci kebahagiaan?

Apa Itu FOMO?

FOMO adalah kecemasan yang muncul ketika seseorang merasa bahwa mereka tidak mengalami sesuatu yang mungkin sedang dialami orang lain. FOMO seringkali muncul di media sosial, di mana orang-orang merasa terdorong untuk terus memeriksa akun mereka, khawatir bahwa mereka akan ketinggalan informasi atau kegiatan yang penting.

Gejala FOMO antara lain:

  • Merasa cemas ketika tidak memiliki akses ke media sosial
  • Sering memeriksa ponsel atau media sosial, bahkan pada saat-saat yang tidak penting
  • Merasa iri atau tertekan ketika melihat kegiatan orang lain
  • Mengambil keputusan yang tidak nyaman hanya karena takut ketinggalan
Apa Itu JOMO?

JOMO adalah kebalikan dari FOMO. JOMO adalah kegembiraan yang muncul ketika seseorang memutuskan untuk tidak mengikuti tren atau kegiatan yang sedang ramai, dan lebih memilih untuk menikmati waktu sendiri atau melakukan hal-hal yang lebih bermakna bagi diri sendiri.

JOMO bukan berarti seseorang anti-sosial atau tidak suka bersosialisasi. JOMO lebih tentang memilih untuk fokus pada diri sendiri dan menikmati kesendirian sebagai bagian dari hidup yang seimbang.

Overthinking 101: Cara Efektif Berhenti Terjebak di Pikiran Sendiri

Mengapa JOMO Bisa Membawa Kebahagiaan?

Menikmati kesendirian dan mempraktikkan JOMO bisa memiliki dampak positif pada kebahagiaan seseorang. Berikut beberapa alasan mengapa:

1. Meningkatkan Produktivitas

Ketika kita tidak terus-menerus terganggu oleh notifikasi media sosial atau tekanan untuk mengikuti kegiatan yang tidak penting, kita bisa fokus pada hal-hal yang lebih penting. Waktu yang kita miliki bisa digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, belajar hal baru, atau mengerjakan hobi yang kita sukai.

2. Memperbaiki Kesehatan Mental

FOMO seringkali disertai dengan perasaan cemas, iri, dan stres. Dengan memilih JOMO, kita bisa mengurangi tekanan tersebut dan menciptakan suasana hati yang lebih tenang. Menikmati kesendirian memberikan kita waktu untuk refleksi, meditasi, atau sekadar bersantai tanpa gangguan.

3. Meningkatkan Kualitas Hubungan

Ketika kita tidak terus-menerus mencari validasi dari orang lain, kita bisa fokus pada membangun hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan orang-orang yang kita cintai. JOMO juga memberikan kita kesempatan untuk lebih memahami diri sendiri, sehingga kita bisa menjadi versi terbaik dari diri kita ketika bersosialisasi.

4. Mengurangi Konsumsi Media Sosial

Salah satu manfaat JOMO adalah mengurangi ketergantungan kita pada media sosial. Dengan tidak merasa terdorong untuk terus memeriksa media sosial, kita bisa menghindari perbandingan yang tidak sehat dan fokus pada kehidupan nyata kita sendiri.

Bagaimana Mempraktikkan JOMO dalam Hidup Sehari-Hari?

Mempraktikkan JOMO tidak berarti kita harus menyendiri sepenuhnya atau menghindari semua kegiatan sosial. JOMO lebih tentang membuat pilihan yang sadar dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi kita. Berikut beberapa tips untuk memulai:

  • Kenali Batasanmu: Tidak semua undangan atau kegiatan perlu kamu hadiri. Pilihlah kegiatan yang benar-benar membuatmu bahagia atau bermakna.
  • Menikmati Waktu Sendiri: Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kamu nikmati sendiri, seperti membaca buku, menulis, atau sekadar bersantai di rumah.
  • Kurangi Penggunaan Media Sosial: Batasi waktu yang kamu habiskan di media sosial dan fokus pada kegiatan yang lebih produktif atau menyenangkan.
  • Terima Dirimu Sendiri: Jangan merasa bersalah karena memilih untuk tidak mengikuti tren atau kegiatan yang tidak sesuai dengan kepribadianmu.
Validasi Diri di Era Digital, Mengapa Kita Haus akan Like dan Komentar?

FOMO dan JOMO adalah dua fenomena yang berlawanan dalam cara kita memandang kehidupan. FOMO muncul dari rasa takut ketinggalan, sementara JOMO adalah kegembiraan yang muncul ketika kita memilih untuk fokus pada diri sendiri dan menikmati kesendirian. Dalam dunia yang semakin sibuk dan terhubung ini, mempraktikkan JOMO bisa menjadi kunci untuk mencapai kebahagiaan yang lebih seimbang dan bermakna.

Jadi, mulailah untuk menikmati waktu sendiri dan temukan kebahagiaan dalam kesendirian. Ingatlah, kebahagiaan sejati datang dari dalam, bukan dari validasi orang lain.*****

Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Thinkedu Online Course
Berita Terbaru
Stikes Bina Husada