Website Thinkedu

Jobfair di Bekasi berakhir ricuh, sesama pencari kerja saling pukul gara gara rebutan scan barcode

Jobfair di Bekasi berakhir ricuh, sesama pencari kerja saling pukul gara gara rebutan scan barcode
foto : instagram - tautan
Lingkaran.id - Sebuah acara jobfair (bursa kerja) yang digelar di Bekasi baru-baru ini berakhir dengan kejadian yang tidak terduga. Para pencari kerja yang seharusnya bersaing secara sehat dalam merebut kesempatan kerja, malah terlibat dalam bentrokan fisik yang cukup parah. Penyebab utamanya adalah perebutan scan barcode yang digunakan untuk mengakses informasi lowongan kerja. Kejadian ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat dan menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Kronologis Kejadian

Menurut saksi mata, kejadian tersebut bermula ketika antrean pencari kerja mulai membludak. Para peserta jobfair diminta untuk melakukan scan barcode sebagai syarat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang lowongan kerja yang tersedia. Namun, karena jumlah peserta yang melebihi kapasitas yang ditargetkan, proses scan barcode menjadi sangat lambat dan menimbulkan kepanikan di antara para pencari kerja.

Situasi semakin memanas ketika beberapa orang mencoba untuk mendahului antrean dengan cara yang tidak sportif. Mereka berebut untuk melakukan scan barcode, sehingga menimbulkan keributan dan bentrokan fisik. Beberapa peserta even mengalami luka ringan akibat saling dorong dan pukul. Kejadian ini tentu saja merusak atmosfer yang seharusnya kondusif dan profesional dalam acara jobfair.

Menurut analisis yang dilakukan oleh panitia penyelenggara, ada beberapa faktor yang menyebabkan kejadian ini terjadi. Pertama, jumlah peserta yang jauh melebihi kapasitas yang ditargetkan membuat proses pendaftaran dan scan barcode menjadi tidak terkendali. Kedua, kurangnya petugas keamanan dan pengatur antrean yang efektif juga turut memperburuk situasi. Ketiga, tingkat stres dan keinginan yang tinggi dari para pencari kerja untuk segera mendapatkan informasi lowongan kerja juga menjadi pemicu utama bentrokan.

Selain itu, panitia juga mengakui bahwa sistem scan barcode yang digunakan belum sepenuhnya siap untuk menangani jumlah peserta yang sangat besar. Beberapa peserta mengeluh bahwa barcode yang mereka terima tidak bisa di-scan dengan baik, sehingga menambah kefrustasian di antara mereka. Kombinasi dari semua faktor ini akhirnya memicu kejadian yang tidak diinginkan tersebut.

Kejadian ini tentu saja menimbulkan dampak yang signifikan terhadap semua pihak yang terlibat. Para pencari kerja yang terlibat dalam bentrokan merasa kecewa dan marah karena harapan mereka untuk mendapatkan informasi lowongan kerja tidak terwujud. Beberapa di antaranya bahkan mengancam akan melaporkan panitia penyelenggara ke pihak berwajib karena dianggap tidak profesional dalam mengelola acara.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi dalam jobfair juga merasa khawatir dengan kejadian ini. Mereka takut bahwa insiden ini akan memberikan citra negatif terhadap perusahaan mereka, sehingga mempengaruhi minat calon karyawan di masa depan. Beberapa perusahaan bahkan memutuskan untuk tidak lagi berpartisipasi dalam acara serupa sampai ada perbaikan yang signifikan dalam pengelolaan acara.

Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan, beberapa langkah harus segera dilakukan oleh panitia penyelenggara maupun pihak terkait. Pertama, jumlah peserta harus di batasi sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Kedua, sistem pendaftaran dan scan barcode harus diperbaiki agar lebih efisien dan tidak menimbulkan kerepotan bagi para pencari kerja. Ketiga, penambahan petugas keamanan dan pengatur antrean yang lebih profesional juga sangat diperlukan untuk menjaga ketertiban selama acara berlangsung.

Selain itu, panitia juga harus memastikan bahwa para pencari kerja mendapatkan informasi yang jelas dan lengkap tentang proses yang harus diikuti selama acara. Dengan demikian, para pencari kerja dapat memahami prosedur yang berlaku dan tidak akan merasa kecewa atau marah ketika proses tidak berjalan sesuai dengan harapan mereka.

Kejadian jobfair yang berakhir ricuh ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat. Para pencari kerja harus menyadari bahwa persaingan dalam dunia kerja adalah hal yang wajar, namun harus dilakukan dengan cara yang sportif dan profesional. Di sisi lain, panitia penyelenggara juga harus lebih siap dalam menghadapi situasi yang tidak terduga dan memastikan bahwa acara berjalan dengan lancar dan aman.

Dengan demikian, diharapkan acara jobfair di masa depan dapat kembali menjadi wadah yang positif bagi para pencari kerja untuk menemukan peluang kerja yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. Semoga kejadian ini menjadi awal dari perbaikan yang lebih baik dalam pengelolaan acara serupa.

Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Thinkedu Online Course
Berita Terbaru
Stikes Bina Husada