Menuju Ajang Digital Bergengsi, GDI Kupas Perkembangan GDI Fest 2025 di Talkshow RRI Palembang
Menuju Ajang Digital Bergengsi, GDI Kupas Perkembangan GDI Fest 2025 di Talkshow RRI Palembang
Lingkaran.id - Generasi Digital Intelektual (GDI) kembali menghadiri Talkshow RRI Palembang yang membahas perkembangan terbaru seputar GDI Fest 2025, ajang bergengsi yang menjadi wadah bagi talenta muda digital Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi.Talkshow yang berlangsung pada Senin, 13 Oktober 2025, pukul 09.00–10.00 WIB, menghadirkan tiga narasumber utama dari internal GDI, yaitu Bendahara Umum GDI Agung Purnama Putra, S.AP, Ketua Pelaksana GDI Fest 2025 M. Fajri Riki, S.Kom, dan Duta Digital GDI Salsabila Firdausyiah, S.I.Kom.ALSA LC Universitas Sriwijaya Sukses Gelar Dua Seri ALSA Social Project 2025: Edukasi Hukum dan Literasi Keuangan untuk Masyarakat Desa PegayutDalam talkshow tersebut, para narasumber memaparkan sejumlah agenda dan inovasi yang akan dihadirkan pada GDI Fest 2025, mulai dari Pemilihan Duta Digital GDI, Lomba Inovasi Digital, Lomba Poster, Lomba Videografi dan Talkshow.Menurut Agung Purnama Putra, kegiatan GDI Fest tidak hanya menjadi ajang unjuk kreativitas, tetapi juga ruang nyata untuk mempertemukan generasi muda dengan berbagai peluang di bidang teknologi, komunikasi, dan industri digital.“Kami ingin mendorong semangat kolaborasi dan inovasi agar generasi muda bisa menjadi pelaku perubahan di era digital,” ujarnya.Sementara itu, Fajri Riki selaku Ketua Pelaksana menjelaskan bahwa GDI Fest 2025 akan dikemas lebih interaktif dan berdampak luas, dengan mengusung tema Gen Level Up! Bersinergi Bersama AI, Genggam Masa Depan Dunia.Adapun Salsabila Firdausyiah, Duta Digital GDI, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga literasi digital yang positif.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital Positif“GDI Fest bukan hanya soal lomba, tapi tentang bagaimana kita bersama membangun budaya digital yang cerdas, kreatif, dan beretika,” katanya.Melalui talkshow ini, GDI mempertegas perannya sebagai wadah penggerak transformasi digital bangsa menuju GDI Fest 2025 yang lebih inspiratif dan berdampak luas.***
Read More
Tragis, Siswa SD Tewas Usai Dipukul Guru Pakai Batu
Tragis, Siswa SD Tewas Usai Dipukul Guru Pakai Batu
Lingkaran.id - Kasus memilukan terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Seorang murid kelas lima SD bernama Rafi To (10) meninggal dunia setelah diduga menjadi korban kekerasan oleh guru olahraganya sendiri, YN (51). Peristiwa tragis ini sontak mengguncang masyarakat dan menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban.Kepolisian Resor TTS bergerak cepat menyelidiki dugaan penganiayaan tersebut dan telah menetapkan YN sebagai tersangka. Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku diduga menggunakan batu sebagai alat untuk memukul korban, hingga menyebabkan luka serius di bagian kepala.Viral Video Ketua Komisi III DPRD Diduga Mengejek Aksi MassaKasat Reskrim Polres TTS, AKP I Wayan Pasek Sujana, menjelaskan bahwa peristiwa bermula pada Jumat (26/9/2025) sekitar pukul 12.00 WITA di halaman SD Inpres One, Desa Poli, Kecamatan Santian, Kabupaten TTS. Saat itu, guru olahraga YN memanggil sepuluh murid, termasuk Rafi, karena dianggap melanggar disiplin sekolah mereka tidak mengikuti gladi upacara hari Sabtu dan absen di hari Minggu.Dalam situasi tersebut, YN diduga mengambil batu dan memukulkan ke kepala Rafi sebanyak empat kali. Tidak hanya Rafi, sembilan murid lainnya juga menjadi korban pemukulan. Aksi kekerasan di lingkungan sekolah itu membuat para siswa ketakutan dan trauma.Usai kejadian, Rafi pulang ke rumah dalam kondisi lemah dan mengeluh sakit kepala hebat. Keesokan harinya, Sabtu (27/9/2025), korban mengalami demam tinggi dan tak bisa bersekolah. Ia sempat menceritakan peristiwa itu kepada bibinya, Sarlina Toh, yang selama ini mengasuhnya.Demam Rafi tak kunjung reda hingga Senin (29/9/2025). Saat bibinya memijat kepala Rafi, ia menemukan adanya bengkak dan memar. Bocah malang itu mengaku bahwa luka tersebut akibat pukulan batu dari sang guru, namun ia menolak dibawa ke Puskesmas.Kondisinya semakin memburuk hingga Kamis (2/10/2025). Rafi mengalami suhu tubuh tinggi dan mulai berbicara sendiri. Sekitar pukul 18.00 WITA, ia menghembuskan napas terakhir di pangkuan kerabatnya, Margarita Tanaem. Jenazah kemudian dimakamkan di pemakaman umum Desa Poli pada Minggu (5/10/2025).Merasa ada kejanggalan, keluarga korban melaporkan kasus ini ke Polsek Boking pada Kamis (9/10/2025). Polisi segera melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi. Hasil penyelidikan menguatkan dugaan bahwa kematian korban disebabkan oleh tindak kekerasan.Setelah pemeriksaan intensif, Polres TTS resmi menetapkan YN sebagai tersangka kasus penganiayaan anak yang berujung kematian.“Hari ini YN sudah ditetapkan sebagai tersangka dan langsung ditahan di Polres TTS,” ujar Kapolres TTS AKBP Hendra Dorizen pada Senin (13/10/2025).Heboh! Menkeu Tegas Tak Akan Danai Family Office, “Kalau Mau, Pakai Uang Sendiri”Polisi juga menyita sejumlah barang bukti, termasuk pakaian korban dan batu yang digunakan pelaku untuk memukul. Berdasarkan hasil penyidikan, YN dijerat dengan Pasal 80 ayat (3) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.Sebagai bagian dari penyelidikan, tim forensik melakukan ekshumasi dan autopsi terhadap jenazah korban pada Sabtu (11/10/2025) di TPU Desa Poli untuk memastikan penyebab pasti kematian.Kasus tragis ini menjadi peringatan keras bagi dunia pendidikan agar memastikan sekolah menjadi tempat yang aman, ramah anak, dan bebas dari segala bentuk kekerasan. Publik pun mendesak agar pelaku mendapat hukuman seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku.***
Read More
Sumatera Selatan Resmi Jadi Ikon dan Tuan Rumah Kriya Nusa 2026, Angkat Potensi Kriya dan Budaya ke Panggung Nasional
Sumatera Selatan Resmi Jadi Ikon dan Tuan Rumah Kriya Nusa 2026, Angkat Potensi Kriya dan Budaya ke Panggung Nasional
Lingkaran.id - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan menjadi pusat perhatian nasional pada tahun 2026 mendatang setelah ditunjuk sebagai ikon sekaligus tuan rumah ajang Kriya Nusa 2026, sebuah pameran bergengsi yang menampilkan kekayaan kriya, budaya, dan karya kreatif dari seluruh Indonesia.Kabar gembira ini disambut dengan penuh rasa syukur oleh Ketua TP PKK Sumsel yang juga menjabat sebagai Ketua Dekranasda Provinsi Sumsel, Hj. Feby Deru. Ia menyatakan bahwa kepercayaan besar ini merupakan kesempatan berharga untuk memperkenalkan potensi kriya dan budaya khas Sumatera Selatan ke tingkat nasional hingga internasional.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital Positif“Dengan menjadi tuan rumah sekaligus ikon Kriya Nusa 2026, kami yakin momentum ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui promosi produk kriya dan budaya unggulan Sumsel,” ujar Feby Deru seusai mengikuti rapat virtual bersama Ketua Harian Dekranas, Tri Tito Karnavian, pada Senin (13/10/2025).Feby menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan persiapan secara matang dan menyeluruh. Mengingat pelaksanaannya masih memiliki rentang waktu yang cukup panjang, ia mengajak seluruh elemen mulai dari pemerintah daerah, Dekranasda kabupaten/kota, hingga para pelaku UMKM—untuk berkolaborasi dan berperan aktif dalam menyukseskan agenda nasional tersebut.Menurutnya, Kriya Nusa tidak sekadar pameran, tetapi juga momentum penting untuk memperkuat identitas budaya daerah sekaligus menggerakkan roda ekonomi masyarakat. “Ini bukan hanya tentang kriya, tetapi juga tentang kebanggaan kita sebagai masyarakat Sumatera Selatan,” imbuhnya.Sementara itu, Ketua Harian Dekranas, Tri Tito Karnavian, menjelaskan bahwa sebenarnya Sumatera Selatan telah dijadwalkan menjadi ikon Kriya Nusa tahun 2025. Namun, karena sejumlah pertimbangan dan situasi yang kurang kondusif, pelaksanaannya diundur menjadi tahun 2026.Viral Video Ketua Komisi III DPRD Diduga Mengejek Aksi MassaIa menambahkan bahwa Kriya Nusa 2026 akan digelar pada 26–30 September 2026 dengan mengusung tema “Berdaya Mendunia.” Tema ini diharapkan menjadi semangat baru bagi seluruh daerah di Indonesia untuk menampilkan produk kriya yang berdaya saing tinggi dan mampu menembus pasar global.Dengan penunjukan ini, Sumatera Selatan bukan hanya akan menjadi tuan rumah, tetapi juga simbol kebangkitan ekonomi kreatif daerah melalui karya dan budaya yang berakar kuat pada kearifan lokal.***
Read More
Bikin Resah, Warga Pasang Polisi Tidur Penuh Paku, Warga Ribut dengan Petugas Kelurahan
Bikin Resah, Warga Pasang Polisi Tidur Penuh Paku, Warga Ribut dengan Petugas Kelurahan
Lingkaran.id - Insiden tidak biasa terjadi di kawasan Medan Timur, Kota Medan, pada Senin pagi (13/10/2025), ketika seorang warga bernama Adi memasang polisi tidur secara sembarangan di jalan lingkungan. Camat Medan Timur, Noor Alfi Pane, mengungkapkan bahwa polisi tidur tersebut bukan hanya mengganggu pengguna jalan, tetapi juga membahayakan karena dipenuhi paku yang mencuat di permukaannya.“Banyak paku yang timbul dari polisi tidur itu sehingga menyebabkan ban mobil dan sepeda motor bocor. Warga pun melapor, baik ke kantor lurah maupun ke pihak kecamatan,” jelas Noor Alfi Pane saat dikonfirmasi.Kepsek SMA Dilaporkan ke Polisi Usai Tampar Siswa yang Ketahuan MerokokMenanggapi keluhan warga, aparat kelurahan segera turun tangan dan membongkar polisi tidur tersebut demi menjaga keselamatan pengguna jalan. Namun, tindakan petugas itu justru memicu kemarahan Adi, yang merasa keberatan dengan pembongkaran itu. Kericuhan antara pelaku dan petugas pun sempat terekam dalam sebuah video yang kini beredar luas di media sosial.Noor menegaskan bahwa tindakan Adi bukan kali pertama menimbulkan masalah di lingkungan sekitar. Sebelumnya, pria tersebut juga pernah dilaporkan warga karena menempatkan pot bunga di badan jalan hingga menghalangi akses kendaraan, serta membuang sampah sembarangan.Nikita Mirzani Murka Usai Vadel Badjideh Disebut Akan Bongkar Makam Janin Putrinya Demi Tes DNA“Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya juga ada laporan serupa dari warga tentang perilaku yang mengganggu ketertiban umum,” tambahnya.Pihak kecamatan kini berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk menindaklanjuti insiden tersebut dan memastikan keamanan serta ketertiban di wilayah Medan Timur tetap terjaga.***
Read More
PBNU Siap Tempuh Jalur Hukum Terkait Tayangan “Xpose Uncensored” di Trans7
PBNU Siap Tempuh Jalur Hukum Terkait Tayangan “Xpose Uncensored” di Trans7
Lingkaran.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan akan mengambil langkah hukum terhadap program Xpose Uncensored yang ditayangkan di stasiun televisi Trans7. Langkah tegas ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, dalam pernyataan resmi pada Selasa (15/10/2025).Gus Yahya menilai, tayangan tersebut tidak hanya menyalahi etika dan prinsip dasar jurnalisme, tetapi juga dinilai telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Menurutnya, isi program itu berpotensi merusak keharmonisan sosial dan ketenteraman publik yang selama ini dijaga dengan baik.#BoikotTrans7 Jadi Trending! Tayangan XPOSE Diduga Lecehkan Santri dan Catut Nama Kiai Lirboyo“Program tersebut telah melampaui batas kewajaran dalam pemberitaan. Selain tidak sesuai dengan kaidah jurnalistik, dampaknya telah mencederai rasa damai masyarakat,” tegas Gus Yahya.Sebagai langkah konkret, PBNU menginstruksikan kepada Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH) PBNU untuk segera menindaklanjuti masalah ini melalui jalur hukum. PBNU juga meminta pihak Trans7 bertanggung jawab dan memperbaiki kerugian moral maupun sosial yang telah timbul akibat tayangan itu.Kepsek SMA Dilaporkan ke Polisi Usai Tampar Siswa yang Ketahuan MerokokDi sisi lain, Gus Yahya mengimbau kepada seluruh kiai, santri, serta warga Nahdlatul Ulama di berbagai daerah untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh provokasi. Ia mengingatkan agar warga NU tetap berpegang pada nilai-nilai keikhlasan dalam berkhidmah untuk agama dan bangsa, serta menjaga persatuan di tengah masyarakat.“Jangan sampai kita terprovokasi. Tetaplah berkhidmah dengan ikhlas demi kemaslahatan umat dan keutuhan bangsa,” pungkasnya.***
Read More
Viral Video Ketua Komisi III DPRD Diduga Mengejek Aksi Massa
Viral Video Ketua Komisi III DPRD Diduga Mengejek Aksi Massa
Lingkaran.id - Sebuah video berdurasi sekitar 20 detik yang memperlihatkan dugaan perilaku tidak pantas seorang anggota DPRD Gorontalo Utara mendadak viral di media sosial dan menuai kecaman luas dari masyarakat.Dalam video yang beredar tersebut, seorang pria yang diketahui merupakan Ketua Komisi III DPRD Gorontalo Utara dari Fraksi Partai NasDem tampak menyeringai dan melakukan gestur seperti mengejek saat mendengarkan orasi massa aksi yang tengah menyampaikan aspirasi di depan kantor DPRD.Heboh! Menkeu Tegas Tak Akan Danai Family Office, “Kalau Mau, Pakai Uang Sendiri”Gestur tersebut memicu reaksi keras dari massa aksi yang merasa dihina dan tidak dihargai, serta menuai kecaman tajam dari warganet. Banyak pengguna media sosial menilai bahwa tindakan itu tidak mencerminkan etika seorang pejabat publik, terlebih bagi wakil rakyat yang seharusnya menunjukkan sikap santun dan menghormati aspirasi masyarakat.Koordinator aksi dari Aliansi Masyarakat Peduli Gorut (AMP-Gorut), Andi S. Buna, menyampaikan kecaman keras terhadap sikap anggota DPRD tersebut. Ia menilai tindakan itu merupakan bentuk pelecehan terhadap perjuangan masyarakat yang datang secara damai untuk menyuarakan tuntutan mereka.“Kami mengecam keras tindakan itu. Seorang wakil rakyat seharusnya menjadi teladan, bukan memperlihatkan perilaku yang terkesan merendahkan rakyat yang sedang menyampaikan aspirasi,” tegas Andi.AMP-Gorut juga mendesak Ketua DPW Partai NasDem Gorontalo, Rahmat Gobel, agar menindak tegas kader partainya yang diduga terlibat dalam insiden tersebut. Menurut Andi, sikap seperti itu dapat merusak citra lembaga legislatif sekaligus mencederai kepercayaan masyarakat terhadap institusi DPRD.“Kami berharap Partai NasDem segera mengambil langkah tegas. Jangan biarkan hal seperti ini berlalu tanpa tanggung jawab. Rakyat datang menyampaikan aspirasi, bukan untuk dijadikan bahan ejekan,” tambahnya.Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak DPRD Gorontalo Utara maupun Fraksi NasDem terkait beredarnya video tersebut. Upaya konfirmasi kepada pejabat DPRD setempat juga masih belum membuahkan hasil.#BoikotTrans7 Jadi Trending! Tayangan XPOSE Diduga Lecehkan Santri dan Catut Nama Kiai LirboyoMeski demikian, video berdurasi singkat itu terus beredar luas di berbagai platform media sosial, dengan ribuan komentar dari warganet yang menuntut klarifikasi dan permintaan maaf dari pihak yang bersangkutan.Peristiwa ini menambah daftar panjang sorotan publik terhadap perilaku pejabat publik yang dianggap kurang menghargai aspirasi rakyat. Masyarakat berharap insiden tersebut menjadi pelajaran penting bagi seluruh anggota legislatif agar lebih bijak dalam bersikap, terutama saat berhadapan langsung dengan warga yang sedang memperjuangkan hak dan kepentingannya.***
Read More
ALSA LC Universitas Sriwijaya Sukses Gelar Dua Seri ALSA Social Project 2025: Edukasi Hukum dan Literasi Keuangan untuk Masyarakat Desa Pegayut
ALSA LC Universitas Sriwijaya Sukses Gelar Dua Seri ALSA Social Project 2025: Edukasi Hukum dan Literasi Keuangan untuk Masyarakat Desa Pegayut
Lingkaran.id - Komitmen terhadap pengabdian masyarakat kembali dibuktikan oleh Asian Law Students’ Association (ALSA) Local Chapter Universitas Sriwijaya (Unsri) melalui keberhasilan mereka menyelenggarakan ALSA Social Project 2025. Kegiatan yang digagas oleh Social Event Division ini dilaksanakan dalam dua seri dengan fokus utama pada edukasi hukum dan literasi keuangan bagi masyarakat Desa Pegayut, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.Program sosial ini merupakan bentuk nyata implementasi dari dua pilar utama ALSA, yaitu Socially Responsible dan Academically Committed, yang menekankan pentingnya peran mahasiswa hukum dalam memberikan kontribusi positif dan berkelanjutan kepada masyarakat.Heboh! Menkeu Tegas Tak Akan Danai Family Office, “Kalau Mau, Pakai Uang Sendiri”Kegiatan perdana ALSA Social Project Volume 1 digelar pada 24 Maret 2025, mengusung tema “One Village, A Thousand Rights: Legal Awareness for Prosperity.” Tema ini diangkat sebagai bentuk kepedulian terhadap masih rendahnya pemahaman hukum di kalangan masyarakat Desa Pegayut. ALSA LC Unsri berupaya menghadirkan edukasi hukum agar masyarakat semakin sadar akan hak-haknya dan pentingnya memahami aspek hukum dalam kehidupan sehari-hari.Dalam kegiatan tersebut, ALSA menghadirkan Sri Agria Sekar Retno, S.H., seorang advokat sekaligus perwakilan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH), sebagai narasumber utama. Ia memberikan penyuluhan hukum secara gratis yang mencakup pemahaman hak-hak masyarakat serta langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menghadapi permasalahan hukum.Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh sekitar 50 warga Desa Pegayut, yang juga berpartisipasi dalam sesi konsultasi hukum gratis dan workshop pembuatan gelang sebagai bagian dari aktivitas pemberdayaan ekonomi kreatif.Kesuksesan seri pertama dilanjutkan dengan Volume 2 ALSA Social Project, yang digelar pada 30 Agustus 2025. Pada kesempatan ini, ALSA LC Unsri menggandeng Generasi Literasi & Inklusi Keuangan Masyarakat (Gen Limas) Sumatera Selatan sebagai mitra kolaborasi.Mengusung tema “Bijak Memilih, Bebas dari Pinjaman Ilegal,” kegiatan ini menyoroti maraknya kasus pinjaman online ilegal yang merugikan masyarakat. Melalui pemaparan Muhammad Khadafi Alfarizi, selaku Director of Financial Literacy and Inclusion of Gen Limas, peserta diberikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya literasi keuangan, cara mengenali pinjaman online ilegal, serta langkah hukum yang bisa ditempuh apabila terlanjur terjerat praktik pinjaman ilegal, baik secara daring maupun luring.Sebanyak 50 peserta turut aktif dalam sesi tanya jawab dan simulasi kasus, membahas contoh nyata yang sering dialami masyarakat. Selain itu, kegiatan juga diisi dengan workshop membuat tabungan kerajinan tangan bersama anak-anak, sebagai upaya menanamkan nilai-nilai kedisiplinan menabung sejak dini.Muhammad Irvan, selaku Director ALSA LC Unsri, mengungkapkan rasa bangganya atas terselenggaranya kedua rangkaian kegiatan tersebut.“Kami tidak hanya ingin unggul secara akademik, tetapi juga memberikan dampak sosial yang nyata melalui edukasi yang inklusif dan aplikatif. Partisipasi aktif masyarakat menjadi bukti bahwa kebutuhan terhadap literasi hukum dan keuangan sangat besar,” ujar Irvan.#BoikotTrans7 Jadi Trending! Tayangan XPOSE Diduga Lecehkan Santri dan Catut Nama Kiai LirboyoMelalui ALSA Social Project 2025, ALSA LC Unsri berhasil memperkuat perannya sebagai organisasi mahasiswa hukum yang tidak hanya berorientasi pada ranah akademik, tetapi juga aktif dalam pemberdayaan masyarakat.Program ini diharapkan dapat menjadi cikal bakal kegiatan berkelanjutan yang mampu meningkatkan kesadaran hukum dan kemampuan pengelolaan keuangan masyarakat pedesaan di Sumatera Selatan, sekaligus memperkuat citra mahasiswa hukum sebagai agen perubahan sosial yang berdampak positif.***
Read More
Kepsek SMA Dilaporkan ke Polisi Usai Tampar Siswa yang Ketahuan Merokok
Kepsek SMA Dilaporkan ke Polisi Usai Tampar Siswa yang Ketahuan Merokok
Lingkaran.id -  Sosok Dini Fitria, Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, tengah menjadi perhatian publik usai dilaporkan ke pihak kepolisian oleh orangtua salah satu siswanya atas dugaan tindakan kekerasan. Insiden tersebut bermula ketika Dini menegur seorang siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.Dini Fitria, yang lahir pada 8 Agustus 1980, telah dikenal sebagai kepala sekolah yang tegas dan berkomitmen pada pembentukan karakter peserta didik. Perempuan berusia 45 tahun ini mulai diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak 20 Februari 2005, dan telah mengabdi di dunia pendidikan selama lebih dari dua dekade.Nikita Mirzani Murka Usai Vadel Badjideh Disebut Akan Bongkar Makam Janin Putrinya Demi Tes DNAPeristiwa itu terjadi pada Jumat, 10 Oktober 2025, ketika kegiatan Jumat Bersih berlangsung di lingkungan sekolah. Saat berkeliling, Dini memergoki seorang siswa berinisial ILP (17) sedang merokok di area sekolah.Menurut pengakuan Dini, dirinya memanggil siswa tersebut dari jarak sekitar 20–30 meter dengan nada agak keras, namun ILP justru berusaha melarikan diri. Tak lama kemudian, Dini berhasil menegurnya secara langsung.“Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan tegas dan sempat menampar pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras,” ujar Dini dalam video klarifikasinya.Ia juga membantah tuduhan bahwa dirinya menendang siswa tersebut, dan menjelaskan bahwa ia hanya menepuk punggung ILP secara spontan sebagai bentuk teguran.Tindakan tersebut kemudian memicu reaksi keras dari orangtua ILP, Tri Indah Alesti, yang melaporkan Dini Fitria ke pihak berwajib dan meminta agar ia diberhentikan dari jabatannya sebagai kepala sekolah.Tri menyebut bahwa anaknya mengalami trauma dan ketakutan untuk kembali ke sekolah setelah kejadian tersebut. Kasus ini pun langsung ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Lebak).“Benar, kami menerima laporan terkait dugaan kekerasan fisik terhadap siswa ILP (17). Saat ini masih dalam tahap penyelidikan,” ujar Ipda Limbong, Kanit PPA Polres Lebak.Sebagai bentuk solidaritas terhadap ILP, sebanyak 630 siswa SMAN 1 Cimarga melakukan aksi mogok sekolah pada Senin, 13 Oktober 2025.Mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Kami Tidak Akan Sekolah Sebelum Kepsek Dilengserkan” di lingkungan sekolah. Spanduk tersebut sempat terpasang selama beberapa jam sebelum akhirnya dicopot oleh pihak sekolah.Meski aktivitas siswa terhenti, para guru tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sementara pihak sekolah berupaya menenangkan situasi agar tidak semakin memanas.“Kami sudah berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah dan para guru melalui grup WhatsApp untuk menjaga kondusivitas. Dugaan saya, aksi mogok ini juga mendapat dukungan dari pihak luar sekolah,” ungkap Dini.Magang Hub Kemnaker 2025 Segera Dibuka: Cara Daftar, Syarat, dan Gaji Rp 3,3 Juta per BulanMenanggapi laporan yang ditujukan kepadanya, Dini Fitria menyampaikan permohonan maaf dan penyesalan jika tindakannya dalam menegur siswa dianggap berlebihan. Ia berharap kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak agar komunikasi antara guru, siswa, dan orangtua dapat berjalan lebih baik ke depan.“Kami di sekolah tidak bermaksud menyakiti, tetapi ingin membentuk karakter anak. Kalau memang ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi,” pungkasnya.Kasus ini kini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian. Sementara itu, pihak sekolah berupaya memulihkan situasi internal agar kegiatan belajar mengajar dapat kembali berjalan normal tanpa menimbulkan perpecahan antara guru dan siswa.***
Read More
Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital Positif
Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital Positif
Lingkaran.id - Generasi Digital Intelektual (GDI) melakukan audiensi bersama Kepolisian Resor Kota (Polresta) Palembang pada Senin (14/10/2024). Audiensi yang berlangsung di ruang Kapolresta Palembang tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Umum GDI, Prof. Dr. Edi Surya Negara, M.Kom bersama anggota GDI dan disambut hangat oleh Kapolresta Palembang, Kombes Pol. Dr. Harryo Sugihhartono, S.I.K., M.H.Dalam pertemuan tersebut, Prof. Edi Surya Negara memperkenalkan secara resmi organisasi GDI sebagai wadah kolaboratif bagi generasi muda untuk mengembangkan kompetensi di bidang digital, inovasi, dan kepemimpinan.Duta Digital GDI Hadiri Talkshow RRI Palembang: Siap Wujudkan Ekosistem Digital yang Sehat dan BeretikaSelain memperkenalkan visi dan program kerja organisasi, Prof. Edi juga menyampaikan undangan kepada jajaran Polresta Palembang untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan GDI FEST 2025, yang menjadi ajang kolaborasi lintas sektor antara akademisi, industri, dan lembaga pemerintahan.“Generasi Digital Intelektual hadir sebagai gerakan yang mendorong anak muda untuk menjadi agen perubahan di era digital. Melalui kolaborasi dengan Polresta Palembang, kami ingin membangun sinergi positif dalam membentuk ekosistem digital yang aman, produktif, dan beretika,” ujar Prof. Dr. Edi Surya Negara, M.Kom, Ketua Umum GDI.Lebih lanjut, Prof. Edi menegaskan bahwa sinergi antara GDI dan Polresta Palembang dapat membuka ruang kolaborasi dalam edukasi digital, literasi keamanan siber, hingga kampanye bijak bermedia sosial bagi masyarakat, khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa di Kota Palembang.Generasi Digital Intelektual (GDI) Bertekad Membangun Pemuda Indonesia Yang Cerdas Dan Terampil Dalam TeknologiSementara itu, Kapolresta Palembang Kombes Pol. Dr. Harryo Sugihhartono, S.I.K., M.H., menyambut baik inisiatif audiensi tersebut. Ia menilai bahwa gerakan GDI sejalan dengan upaya Polri dalam menjaga ketertiban di ruang digital dan mendorong masyarakat agar cerdas dalam memanfaatkan teknologi.“Kami sangat mengapresiasi langkah GDI dalam membangun generasi muda yang cakap digital dan berintegritas. Polresta Palembang siap bersinergi dalam program-program edukatif maupun kegiatan yang mendukung keamanan dan ketertiban di dunia maya hingga pengembangan sistem,” ujar Kombes Pol. Dr. Harryo Sugihhartono.Audiensi tersebut diakhiri dengan sesi foto bersama dan menjadi langkah awal yang strategis dalam membangun kemitraan antara Generasi Digital Intelektual dan Polresta Palembang untuk bersama-sama menciptakan ekosistem digital yang sehat, kreatif, dan berdaya guna bagi masyarakat.***
Read More
Ibu Hamil Berdiri di KRL, Pria Duduk di Kursi Prioritas: Bikin Netizen Geram
Ibu Hamil Berdiri di KRL, Pria Duduk di Kursi Prioritas: Bikin Netizen Geram
Lingkaran.id - Sebuah foto yang memperlihatkan seorang ibu hamil berdiri di dalam gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) rute Cikarang–Bekasi tengah menjadi sorotan publik usai viral di media sosial.Dalam foto yang diunggah ke berbagai platform, tampak ibu hamil tersebut berdiri sambil memegang pegangan besi, sementara di depannya sejumlah pria duduk tenang di kursi prioritas tanpa memberikan tempat duduk. Unggahan tersebut disertai keterangan yang menyinggung sikap para penumpang pria di kursi prioritas."Foto yang memperlihatkan ibu hamil berdiri di KRL selama perjalanan dari Cikarang menuju Bekasi, sementara para cowok duduk di kursi prioritas," tulis keterangan dalam unggahan yang dikutip pada Senin (13/10/2025).Potret tersebut sontak menuai gelombang komentar dari warganet. Banyak yang menilai tindakan para penumpang pria itu mencerminkan kurangnya empati dan kesadaran sosial terhadap penumpang yang lebih membutuhkan.“Masnya pada lumpuh ya? Kok gak berdiri kasih tempat,” komentar lainnya dengan nada sindiran.Sementara itu, netizen lain menambahkan, “Gak punya etika, masa gak lihat ada ibu hamil berdiri.”Fenomena semacam ini kembali memunculkan perbincangan tentang rendahnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan fasilitas umum. Kursi prioritas di KRL sejatinya diperuntukkan bagi penumpang yang membutuhkan, seperti lansia, penyandang disabilitas, ibu hamil, dan penumpang yang membawa anak kecil.Pihak PT KAI Commuter sendiri sebelumnya telah berulang kali mengimbau agar seluruh pengguna KRL lebih mengutamakan etika dan empati di ruang publik, termasuk memberikan tempat duduk kepada mereka yang berhak di kursi prioritas.***
Read More
Berita Populer Bulan ini
Elearning Course Thinkedu
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik