Serangan rudal Iran menyasar pangkalan Al Udeid, markas terbesar AS di kawasan Teluk. Menurut sumber militer Qatar, sistem pertahanan berhasil mencegat sebagian besar rudal, dengan satu di antaranya mendarat di zona aman tanpa menyebabkan korban jiwa atau kerusakan besar. Meskipun demikian, ketegangan politik meningkat tajam di kawasan.
"Iran telah melakukan pembalasan dengan peringatan sebelumnya agar tidak membahayakan warga sipil Qatar. Ini bentuk perlawanan yang terukur, bukan provokasi," ujar Javad Ghaderi, analis pertahanan Iran kepada kantor berita Tasnim.
PSG Kalahkan Seattle Sounders 2-0, Amankan Tiket 16 Besar Club World Cup 2025
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menanggapi dengan tenang. Dalam konferensi pers pagi tadi, ia menyebut serangan Iran sebagai "lemah dan simbolis", bahkan mengklaim bahwa tindakan Iran menunjukkan keinginan mereka untuk de-eskalasi. "Kami tidak melihat alasan untuk merespons serangan tersebut dengan kekuatan penuh," katanya.
Meski demikian, bayang-bayang konflik besar belum benar-benar sirna. Beberapa jam setelah serangan Iran, Israel meningkatkan status siaga di wilayah perbatasan utara dan selatan. Beberapa laporan menyebutkan bahwa sistem Iron Dome Israel kembali aktif menyusul peringatan ancaman rudal dari Lebanon dan Suriah.
Dari Teheran, juru bicara militer Iran, Brigjen Hamid Reza, mengatakan bahwa mereka siap menghentikan operasi militer jika AS dan Israel menghentikan agresi. “Kami tidak mencari perang, tapi kami tidak akan diam jika diserang,” ujarnya dalam siaran televisi nasional.
Ketegangan ini tidak hanya mengancam stabilitas politik, tapi juga memicu lonjakan harga minyak global hingga 4% dalam sehari. Investor global waspada terhadap potensi gangguan di Selat Hormuz, jalur ekspor minyak vital yang sempat disebut-sebut akan ditutup oleh Iran jika konflik meluas.
SPMB Jakarta Tahap 2 Resmi Dibuka 23 Juni 2025, Ribuan Calon Siswa Berebut Kursi Sekolah Favorit
Masyarakat internasional pun mendesak agar semua pihak menahan diri. PBB, Rusia, dan Tiongkok menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik dan menyerukan gencatan senjata secepat mungkin.
Sejumlah warga Qatar dilaporkan sempat panik akibat suara ledakan di sekitar pangkalan militer. Namun otoritas setempat menenangkan warga dan memastikan kondisi tetap aman terkendali.
Hingga saat ini, belum ada laporan korban dari pihak militer AS atau warga sipil. Namun dunia menunggu: apakah ini puncak konflik, atau hanya awal dari babak baru perang besar di Timur Tengah?.****