Website Thinkedu

Ancaman Tambang di Raja Ampat: PT Gag Nikel Dikuasai Siapa? Ini Riwayat dan Kontroversinya

Ancaman Tambang di Raja Ampat: PT Gag Nikel Dikuasai Siapa? Ini Riwayat dan Kontroversinya
Foto: pt gag nikel punya siapa
Lingkaran.id -Raja Ampat, yang selama ini dikenal sebagai surga bawah laut dunia, kini menghadapi ancaman nyata dari aktivitas pertambangan nikel. Di balik keindahan karang dan kejernihan lautnya, sebuah nama korporasi mencuat ke permukaan PT Gag Nikel, perusahaan tambang nikel yang kini dikendalikan sepenuhnya oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam), anggota holding BUMN tambang MIND ID.

Babak Baru Honorer Indonesia: Seleksi PPPK Tahap 2 Dimulai Juni 2025, Ini Jadwal dan Aturan Lengkapnya

Kehadiran tambang di kawasan yang seharusnya dilindungi ini menuai polemik besar. Penolakan datang tidak hanya dari masyarakat adat yang tinggal di sekitar Pulau Gag, tetapi juga dari aktivis lingkungan nasional dan internasional. Mereka menilai aktivitas penambangan bisa menyebabkan kerusakan permanen pada ekosistem hutan hujan tropis dan terumbu karang, serta mencemari sumber air bersih dan laut yang menjadi tumpuan hidup warga setempat.

Namun yang jarang diketahui publik adalah, siapa sebenarnya di balik kendali PT Gag Nikel? Fakta mencengangkan terungkap: sejak 2008, PT Antam Tbk telah mengakuisisi seluruh saham milik asing Asia Pacific Nickel Pty. Ltd dan menjadikan PT Gag Nikel sebagai perusahaan milik negara sepenuhnya.

Indonesia vs Jepang 10 Juni 2025, Prediksi Line Up & Fakta Menarik Jelang Laga Penentuan Kualifikasi Piala Dunia 2026!!

Sejarah panjang eksplorasi tambang di Pulau Gag bahkan sudah dimulai sejak tahun 1972 oleh berbagai perusahaan asing seperti Pacific Nickel Industries, Queensland Nickel Industries, dan BHP Billiton. Baru pada 1998, PT Gag Nikel memegang Kontrak Karya Generasi VII yang ditandatangani Presiden RI, dan izin eksploitasi resmi diterbitkan pada 2017 oleh Kementerian ESDM.

Kini, sorotan tertuju pada bagaimana pemerintah dan BUMN menjalankan pertambangan di salah satu kawasan paling kaya biodiversitas di dunia. Apakah ekonomi akan terus menjadi alasan utama meskipun harus mengorbankan kelestarian alam Raja Ampat? Atau justru momentum ini menjadi titik balik evaluasi besar atas tambang-tambang yang mengancam kawasan konservasi?.****

Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Thinkedu Online Course
Berita Terbaru
Stikes Bina Husada