Berdasarkan data perdagangan, sebanyak 535 saham mengalami penurunan, hanya 123 saham yang mencatat kenaikan, sementara 299 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp7,79 triliun dengan volume perdagangan mencapai 12,09 miliar saham dalam 690 ribu transaksi.
Bu Guru Salsa Viral di TikTok, Klarifikasi, Pernikahan, dan Pelajaran Berharga
Berbanding Terbalik dengan Bursa Asia Penurunan IHSG ini bertolak belakang dengan pergerakan bursa saham Asia lainnya. Indeks Nikkei 225 Jepang mencatat kenaikan signifikan sebesar 1,44%, sementara indeks KLSE Malaysia dan STI Singapura masing-masing menguat 1,04% dan 1%.
Perbedaan tren ini mengindikasikan adanya faktor spesifik yang menekan pasar saham Indonesia. Para analis menilai bahwa faktor utama yang membebani IHSG adalah sentimen negatif terhadap kondisi ekonomi domestik yang semakin memburuk.
Ekonomi Memburuk, Sentimen Pasar Negatif Penurunan IHSG sejalan dengan hasil survei Economic Experts Survey dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB Universitas Indonesia. Survei yang dirilis sehari sebelumnya menunjukkan bahwa mayoritas ekonom menilai kondisi ekonomi Indonesia dalam tren negatif. Dari 42 ekonom yang disurvei, 55% menyatakan kondisi ekonomi memburuk, sementara 16% lainnya menilai situasi jauh lebih buruk. Hanya satu ekonom yang berpendapat bahwa ekonomi membaik.
Survei ini memperlihatkan pesimisme pasar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini berpotensi memperpanjang tren pelemahan IHSG jika tidak ada kebijakan yang mampu mengembalikan kepercayaan investor.
Mat Solar Dimakamkan Hari Ini, Simak Profil dan Perjalanan Hidupnya Yang Menginspirasi
Prospek IHSG ke Depan Sejumlah analis memperkirakan IHSG masih berpotensi mengalami tekanan lanjutan. Faktor eksternal seperti kebijakan suku bunga global dan faktor internal seperti perlambatan ekonomi domestik menjadi tantangan utama. Investor disarankan untuk tetap mencermati pergerakan pasar dan mempertimbangkan langkah antisipatif dalam portofolio investasinya.
Dengan tekanan yang masih tinggi, pelaku pasar akan menantikan langkah-langkah kebijakan dari pemerintah dan Bank Indonesia guna menstabilkan kondisi pasar serta meningkatkan kembali kepercayaan investor.*****