Lingkaran.id- Insiden penembakan yang terjadi di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Selasa (2/5/2023) lalu dianggap sebagai peringatan kecil dari potensi ancaman yang sering dihadapi oleh MUI, hal ini disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Hukum dan HAM MUI Ikhsan Abdullah.
“Itu sudah sering sudah kebal kami sudah putus urat takutnya insya Allah karena kita, kami, semua Ulama disini berjuang untuk kepentingan umat, khidmat untuk umat, jadi tidak ada lagi rasa takut atau waswas,” ungkap Ikhsan Abdullah pada Kamis (4/5/2023).
5 Calon Wakil Presiden Yang Berpeluang Dampingi Anies Baswedan Di Pilpres 2024Ikhsan Abdullah juga mengungkapkan bahwa MUI sangat sering menerima surat yang tidak jelas pengirimnya termasuk sejumlah surat ancaman yang diberikan, salah satunya surat-surat Mustofa Nr yang belakangan ini menjadi pelaku teror di Kantor MUI tidak pernah ditanggapi.
“Tahun ini kalau suratnya sudah banyak sekali bertaburan dari orang yang sama dan diantar juga jadi dia pulang pergi pulang pergi Lampung pesawaran Lampung Jakarta itu MUI hanya untuk menyampaikan surat,” jelas Ikhsan Abdullah.
Dalam pesan terror tersebut baik verbal dan tertulis dalam sebuah surat bukan hanya ancaman yang ditujukan kepada MUI namun yang diancam semua pejabat negara khususnya MUI, termasuk petugas kemanan juga diancam akan ditembak.
Terungkap Motif Penembakan Kantor MUI, Pelaku Minta Akui Ini !Dalam sejumlah surat yang masuk di dalam surat Mustofa Nr itu ada keinginan untuk bertemu dengan ketua MUI, namun dalam surat tersebut tidak memuat identitas pengirim dan kontak yang dapat dihubungi.
“Hanya ingin bertemu dengan Ketua MUI, Secara spesifik tidak ada nah itu yang membuat kami sulit kemudian kami setelah baca suratnya tidak ada meninggalkan identitas di mana alamatnya nomor handphonenya sehingga kami sulit untuk mengkonfirmasi yuk kita ketemu biasanya seperti itu meninggalkan nomor handphone dan alamat sehingga kami bisa mengkonfirmasi,” ujarnya.***