Menanggapi fenomena tersebut, Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, memberikan penjelasan resmi. Ia menegaskan bahwa angka yang ditampilkan Google bukan kurs yang valid dan tidak sesuai dengan data resmi dari BI.
"Level nilai tukar USD/IDR Rp8.100-an sebagaimana yang ada di Google bukan merupakan level yang seharusnya," jelas Ramdan dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (1/2/2025).
Fakta di Balik Anjloknya Nilai Tukar Dolar Versi Google, Ini Penjelasan Bank Indonesia
BI juga mengonfirmasi bahwa mereka tengah berkoordinasi dengan Google Indonesia untuk menginvestigasi kesalahan tersebut dan segera melakukan koreksi agar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat.
Fenomena ini langsung memicu berbagai teori di media sosial. Sebagian pengguna menduga ada bug atau kesalahan teknis dalam sistem agregasi data Google, sementara yang lain mengaitkannya dengan teori konspirasi ekonomi.
Meskipun kesalahan ini bukan mencerminkan realitas pasar, banyak masyarakat yang sempat panik, terutama para pelaku bisnis dan investor yang bergantung pada kurs valuta asing. Namun, BI memastikan bahwa pasar keuangan Indonesia tetap stabil dan tidak terdampak oleh kesalahan tampilan di Google.
Sementara itu, dolar AS sendiri memang tengah mengalami pelemahan di pasar global akibat kebijakan kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Namun, data dari Yahoo Finance per Sabtu (1/2/2025) menunjukkan bahwa indeks dolar justru menguat 0,31% menjadi 108,42, dengan kenaikan mingguan 0,93%.
BI Klarifikasi Kurs Dolar Rp8.170 di Google, Cek Nilai Tukar Resmi Hari Ini!
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk tidak sepenuhnya mengandalkan satu sumber informasi keuangan, terutama dari mesin pencari seperti Google. Untuk mendapatkan data yang akurat, pastikan selalu mengecek kurs resmi di sumber terpercaya seperti: