Siapa sangka, OM Lorenza bukanlah grup musik baru. Grup ini sebenarnya telah berdiri sejak tahun 2007 dan didirikan oleh Budi Aeromax. Namun, perjalanan mereka tidak selalu mulus. Setelah sempat vakum, kepemimpinan OM Lorenza beralih ke Murjiyanto pada tahun 2012. Pada awalnya, mereka membawakan musik dangdut koplo yang tengah populer, tetapi persaingan yang ketat membuat mereka sulit untuk menonjol.
Manchester United Comeback Dramatis! Kalahkan Leicester City 2-1 Di Injury Time
Momen kebangkitan justru terjadi saat pandemi COVID-19. Dengan keterbatasan panggung hiburan, mereka mulai merekam penampilan sederhana di rumah dan mengunggahnya ke media sosial. Tak disangka, unggahan tersebut mendapat sambutan hangat dan menjadi viral. Banyak penonton yang terpesona dengan alunan dangdut klasik yang mereka bawakan dan menyarankan agar mereka lebih serius mengembangkan konsep ini.
Keputusan untuk beralih ke dangdut murni tanpa unsur koplo menjadi kunci utama keberhasilan OM Lorenza. Dengan formasi yang terdiri dari 10 musisi dan 4 vokalis, yakni Winda Exa, Dewi Satria, Etik Mehong, dan Titin Defani, mereka berhasil menghadirkan nuansa autentik yang mengingatkan banyak orang pada kejayaan dangdut tempo dulu.
Dalam setiap penampilannya, OM Lorenza juga menghadirkan ciri khas tersendiri. Keyboard yang dikendalikan oleh Pak Parno dan Mas Supri serta kendang khas yang sulit tergantikan menjadi daya tarik yang membuat mereka memiliki tempat tersendiri di hati pecinta dangdut. Bahkan, anak-anak muda yang awalnya kurang familiar dengan dangdut klasik kini turut menggemari musik mereka.
Keunikan konsep yang diusung OM Lorenza membuat permintaan show mereka terus meningkat, tidak hanya di Solo Raya dan Jawa Tengah, tetapi juga merambah ke berbagai daerah lainnya. Para penggemarnya bahkan membentuk komunitas yang semakin solid. Ketua fans mereka, Haryanto, mengungkapkan bahwa sejak 12 Desember 2022, OM Lorenza sudah memiliki koordinator wilayah (korwil) di beberapa daerah seperti Jaten, Jati, dan Karangwuni. Mereka bahkan sering menyewa bus untuk mendukung OM Lorenza di berbagai acara.
Jennifer Coppen Unggah Foto Kamari Berhijab, Netizen "MasyaAllah Bu Hajah!"
Dengan popularitas yang semakin menanjak, banyak yang penasaran dengan tarif penampilan mereka. Untuk acara dalam kota Sukoharjo, OM Lorenza mematok harga sekitar Rp 4-5 juta, sedangkan untuk luar kota tarifnya disesuaikan dengan jarak dan kebutuhan acara.
Kini, OM Lorenza tak hanya eksis di panggung hajatan, tetapi juga merambah dunia digital dan endorsement. Keberhasilan mereka menjadi bukti bahwa dangdut klasik masih memiliki tempat di hati masyarakat dan mampu bersaing di era modern.***