"Mereka dibariskan oleh kepala sekolah. Pengakuan saksi mereka magang di kantor camat. Saat sekretaris camat (sekcam) minta tolong, mereka ini enggak mau. Lalu sekcam melapor ke kepala sekolah. Kepala sekolah menghukum mereka," ungkap Bripka Dian.
Saat itu, SZ diduga memukul kening mereka dengan kepalan tangannya hingga lima kali. Setelah pulang ke rumah, YN mengeluh sakit kepala kepada ibunya. Namun, kondisinya semakin memburuk sehingga tidak sanggup lagi bersekolah.
Pada Jumat (29/3/2024), YN mengalami demam tinggi dan mengigau, mengatakan bahwa kepala sekolah memukul kepalanya hingga sakit. Pada Selasa (9/4/2024), keluarga membawa YN ke RSUD dr. Thomsen Gunung Sitoli untuk pemeriksaan. Hasilnya menunjukkan adanya bekas pukulan di kening dan saraf yang tidak berfungsi.
Terungkap! Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Plat Dinas Palsu & Mengaku Adik Jendral TNI
Keluarga korban kemudian melaporkan kasus ini ke Polres Nisel pada Kamis (11/4/2024). Pada Sabtu (13/4/2024), YN kembali dibawa ke RSUD dr. Thomsen untuk perawatan lebih lanjut. Namun, pada Senin (15/4/2024), YN tidak dapat memberikan keterangan karena kondisinya yang kritis.
Kini, pihak berwenang tengah menyelidiki kasus ini untuk mengungkap kematian YN yang diduga kuat adanya penganiayaan yang menimpa korban hingga membuat korban tewas.***