Misteri kematian tragis bocah perempuan berusia 9 tahun, Nurmila Nainin, atau yang akrab disapa Tapasya, akhirnya terungkap. Setelah proses penyelidikan yang berlangsung selama lebih dari satu bulan, pihak kepolisian menetapkan sang ayah tiri berinisial Mu sebagai pelaku tunggal dalam kasus pembunuhan yang menggemparkan warga Dok IX, Kelurahan Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura.
Perjalanan panjang polisi mengungkap kasus ini membutuhkan waktu satu bulan dan 13 hari. Penetapan tersangka diumumkan secara resmi oleh jajaran Polresta Jayapura Kota pada Selasa, 20 Mei 2025, dalam konferensi pers yang digelar di halaman kantor polisi. Awak media yang telah menanti sejak pagi akhirnya menyaksikan langsung sosok pria yang selama ini dicari-cari.
Kemunculan Sang TersangkaDengan tangan terikat tali plastik berwarna putih, Mu dibawa keluar dari ruang tahanan. Pria berusia 40 tahun itu tampil dengan raut wajah datar, sebagian wajahnya tertutup masker, dan rambutnya tampak menipis. Tubuhnya yang mungil dengan tinggi sekitar 160 cm tidak mencerminkan sosok yang tega menghabisi nyawa anak tiri yang selama ini dibesarkannya.
Tanpa sepatah kata pun, Mu melangkah perlahan melewati kerumunan wartawan. Diam membisu, ia seolah menyadari bahwa langkah-langkahnya kini bukan menuju rumah atau laut tempatnya biasa melaut, melainkan ke balik jeruji besi yang kelam.
Dakwaan Berat: Pembunuhan BerencanaPihak kepolisian menegaskan bahwa Mu dijerat dengan pasal pembunuhan berencana. Ini berarti ancaman hukuman maksimal, termasuk kemungkinan hukuman penjara seumur hidup, menanti pria yang sebelumnya dikenal sebagai nelayan tekun itu. Ia dipastikan tidak akan lagi merasakan kebebasan atau mendengar suara ombak yang selama ini menjadi bagian dari kesehariannya.
Kini, ruangan tahanan yang sempit dan pengap di Polresta Jayapura Kota menjadi tempatnya menebus dosa besar yang telah memicu kemarahan masyarakat, terutama keluarga korban.
Sosok Tapasya: Kecil, Tapi Bertanggung JawabTapasya, sang korban, dikenal sebagai anak yang ramah, penyayang, dan sudah menunjukkan sikap bertanggung jawab di usianya yang masih sangat belia. Warga sekitar mengenalnya sebagai gadis kecil yang tidak merepotkan dan penuh kasih terhadap orang-orang di sekitarnya.
Ia dilaporkan hilang pada Senin, 7 April 2025, dari rumahnya di kawasan Dok IX. Pencarian besar-besaran dilakukan warga dan aparat, hingga akhirnya terungkap bahwa nyawa Tapasya direnggut oleh orang yang seharusnya melindunginya—ayah tirinya sendiri.
Reaksi Keluarga dan WargaKabar terungkapnya pelaku membuat warga dan keluarga korban geram. Mereka mengecam tindakan keji tersebut dan berharap hukum ditegakkan seadil-adilnya. Banyak pihak menyebut tindakan Mu sebagai bentuk pengkhianatan terhadap kepercayaan dan kasih sayang seorang anak yang tak berdosa.