Terseret Isu Kehamilan Erika Carlina, DJ Panda Angkat Bicara dan Tunjukkan Bukti
Insiden bermula pada Senin, 16 Juni 2025, sekitar pukul 04.00 WIB, saat Rafa diduga digigit ular weling, spesies berbisa dengan motif belang hitam-putih, di dalam kamar tidurnya. Sang orang tua sempat melihat ular tersebut, namun tidak berhasil menangkapnya.
Segera setelah kejadian, Rafa dibawa ke seorang tenaga medis di desa sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Kajen. Sayangnya, penanganan medis awal dinilai kurang memadai. Di rumah sakit tersebut, Rafa hanya menerima tiga suntikan, pengambilan sampel darah, dan oksigen sesaat.
Karena tidak terlihat adanya pembengkakan di lokasi gigitan, dokter menyimpulkan bahwa luka tersebut bukan berasal dari ular berbisa dan memutuskan untuk memulangkan Rafa. Padahal saat itu keluarga telah menyampaikan kondisi Rafa yang lemas, sesak napas, serta mengalami gangguan penglihatan.
“Waktu itu kami minta dirawat karena kondisi Rafa tidak stabil, tapi permintaan itu tidak dikabulkan,” ucap salah satu anggota keluarga.
Sekitar pukul 07.30 WIB, Rafa dibawa pulang. Namun, dalam perjalanan, kondisinya semakin memburuk. Ia mengalami kejang-kejang dan kehilangan kesadaran. Pihak keluarga segera melarikannya ke RSI Pekajangan, di mana ia langsung dirawat intensif di ruang ICU. Beberapa waktu kemudian, Rafa dirujuk ke RSUP Dr Kariadi di Semarang.
Rafa menjalani perawatan intensif dalam kondisi koma selama hampir satu bulan. Sayangnya, upaya medis tidak mampu menyelamatkan nyawanya. Ia dinyatakan meninggal dunia pada Minggu dini hari. Jenazah Rafa tiba di rumah duka pukul 04.00 WIB dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Bukur pukul 10.00 WIB.
Kakek Rafa, Datur (56), mengungkapkan penyesalannya atas keputusan awal membawa cucunya ke fasilitas kesehatan yang dinilai kurang tanggap terhadap kasus gigitan ular.
“Waktu itu dokternya bilang ‘anak baru bangun tidur, jadi pusing’. Tapi cucu saya sudah mengeluh matanya gelap dan nggak bisa melihat,” ujarnya pilu.
Viral Video Syur Diduga Selebgram Ambon, Chasandra Thenu Bersama Anggota Polisi
Peristiwa ini menjadi perhatian publik setelah viral di media sosial melalui unggahan akun @Pekalonganinfo. Dalam unggahan tersebut, banyak warganet menyampaikan rasa duka, keprihatinan, dan kritik terhadap dugaan minimnya kesadaran akan bahaya gigitan ular berbisa, terutama jika dialami anak-anak.
Pihak RSI Pekajangan menyatakan bahwa seharusnya setiap gigitan ular baik yang tampak ringan maupun tidak menunjukkan gejala awal tetap perlu ditangani dengan serius, sebab racun bisa berkembang secara sistemik dan menyerang sistem saraf maupun organ vital.***