Dalam keterangannya yang disampaikan kepada media pada Rabu (11/6/2025), Arifadin mengungkapkan dirinya mengalami luka cukup serius akibat pengeroyokan tersebut.
“Saya dihantam pakai balok. Tangan saya sampai harus dijahit dua atau tiga jahitan. Pak Kasdim juga kena, luka di bagian kepala sampai harus dijahit tujuh jahitan,” ujar Arifadin.
Terkait motif penyerangan, Arifadin menduga insiden itu berkaitan dengan rencana operasional PT Pelindo sebagai operator pandu kapal di wilayah perairan Muara Muntai Ilir. Ia menegaskan bahwa kehadiran Pelindo merupakan keputusan pemerintah pusat, bukan inisiatif pihak desa. Arifadin menyebut bahwa aksi pengeroyokan tersebut diduga sudah direncanakan dengan matang.
“Pelindo hadir itu berdasarkan keputusan Kementerian Perhubungan dan KSOP (Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan), bukan karena undangan dari kami pihak desa,” tegasnya.
“Ini jelas pengrusakan yang terorganisir. Mereka datang dari jauh membawa alat. Delapan orang yang menyerang itu bukan warga sini,” tambahnya.
Gara-Gara Hina Fisik di Live TikTok, Pemuda Ini Tewas Ditikam
Pihak kepolisian telah menerima laporan resmi terkait insiden tersebut. Kepala Seksi Humas Polres Kutai Kartanegara, Iptu Maryono, membenarkan bahwa penyelidikan tengah berlangsung sejak laporan korban diterima pada Senin siang.
“Hingga saat ini, identitas para pelaku dan motif pasti di balik aksi penyerangan itu masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut,” jelas Maryono.
Peristiwa ini memicu perhatian masyarakat setempat, mengingat ketegangan yang mulai meningkat terkait rencana aktivitas Pelindo di kawasan tersebut. Publik pun menanti langkah tegas aparat dalam mengusut tuntas kasus pengeroyokan yang terjadi di tengah momen silaturahmi.***