Unmul Klarifikasi Temuan Lukisan Bergambar PKI, Tegaskan Hanya Alat Peraga Perkuliahan Sejarah
Wulan _ 6 jam yang lalu
Lingkaran.id - Universitas Mulawarman (Unmul) akhirnya angkat bicara terkait penemuan lukisan bergambar lambang Partai Komunis Indonesia (PKI) di Kampus 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jalan Banggeris, Samarinda. Pihak kampus memastikan bahwa keberadaan lukisan tersebut tidak berkaitan dengan upaya penyebaran ideologi terlarang, melainkan semata-mata untuk kebutuhan pembelajaran sejarah.“Lukisan itu murni alat peraga perkuliahan, bukan bentuk gerakan ideologi. Mahasiswa sejarah harus memahami konstelasi politik Indonesia pada masa lalu, termasuk keberadaan PKI,” jelas Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unmul, Prof. Moh Bahzar, Selasa (2/9).Delapan Korban Unjuk Rasa Masih Dirawat di RS, Wali Kota Tegaskan Mayoritas Bukan Warga LokalIa menerangkan bahwa lukisan tersebut merupakan bagian dari materi perkuliahan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. Dalam kajiannya, mahasiswa tengah membahas dinamika politik era Presiden Soekarno, ketika sejumlah partai besar termasuk PKI menjadi bagian penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia.Pihak rektorat, kata Prof. Bahzar, telah memanggil pengelola program studi terkait untuk meminta klarifikasi. Hasilnya menegaskan bahwa gambar itu dibuat sebagai sarana visualisasi agar mahasiswa lebih mudah memahami konteks sejarah politik nasional.“Menjadi kewajiban akademik bagi mahasiswa sejarah untuk mempelajari berbagai peristiwa secara objektif. Itu mencakup semua partai politik pada masanya, tanpa terkecuali. Kami tegaskan kembali, ini tidak ada hubungannya dengan penyebaran paham komunisme maupun aktivitas terorisme,” tambahnya.Sebelumnya, lukisan bergambar PKI tersebut ditemukan aparat kepolisian saat melakukan penggerebekan di salah satu gedung FKIP Unmul. Dalam penggerebekan itu, polisi juga menyita 27 bom molotov, yang diduga akan digunakan dalam aksi demonstrasi pada 1 September 2025.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniTerkait kasus bom molotov, kepolisian telah menetapkan empat mahasiswa sebagai terduga perakit. Sementara itu, pihak universitas menegaskan akan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut kepada aparat hukum.“Unmul tetap memastikan seluruh kegiatan akademik berjalan sesuai koridor keilmuan, termasuk pembelajaran sejarah yang memang mengharuskan mahasiswa mengenal berbagai dinamika masa lalu,” tutup Prof. Bahzar.***
Read More Kapolri Tanggapi Isu Keterlibatan Riza Chalid dalam Pendanaan Kerusuhan Demo Nasional
Wulan _ 7 jam yang lalu
Lingkaran.id - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo akhirnya buka suara menanggapi merebaknya isu yang menyeret nama pengusaha migas Riza Chalid, yang kerap dijuluki “mafia migas”, terkait dugaan pendanaan dalam aksi demonstrasi nasional yang berujung kerusuhan di sejumlah daerah.Dalam keterangannya, Kapolri menegaskan bahwa aparat kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap secara jelas siapa saja pihak yang terlibat. Proses hukum, kata dia, mencakup penelusuran terhadap pelaku langsung di lapangan maupun pihak yang diduga menjadi penyandang dana aksi rusuh tersebut.“Penyelidikan dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan oleh tim di lapangan,” ujar Listyo Sigit dalam pernyataannya.Berbagai Dampak Demo Ricuh di Makassar Gedung, Bangunan di bakar oleh WargaSejauh ini, sejumlah orang telah diamankan terkait insiden kerusuhan. Namun, jumlah pasti individu yang terlibat masih dalam tahap pendataan dan verifikasi.Nama Riza Chalid sendiri bukan kali pertama dikaitkan dengan peristiwa kerusuhan. Ia sebelumnya pernah disebut-sebut berhubungan dengan insiden pembakaran serta penjarahan di beberapa daerah. Meski begitu, hingga kini belum ada bukti kuat yang dapat memastikan dugaan perannya dalam pendanaan ataupun penggerakan massa.Mencekam! Konvoi Massa di Palembang Bakar Pos Polisi Hingga Kantor DPRD Sumsel Dirusak, 42 Pemuda DiamankanKapolri kembali menegaskan bahwa Polri berkomitmen bekerja secara transparan dan profesional, serta akan mengusut tuntas siapa saja yang terbukti terlibat, termasuk pihak-pihak yang menjadi aktor finansial di balik kerusuhan.“Polri akan bertindak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Kami tidak akan berspekulasi, melainkan bergerak berdasarkan data dan bukti,” tegasnya.Lebih lanjut, masyarakat juga diminta untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang belum terverifikasi. Kapolri mengimbau agar publik menunggu hasil resmi dari penyelidikan yang masih berjalan, guna menghindari kesimpangsiuran informasi di tengah situasi yang memanas.***
Read More GoTo, Grab, Maxim, hingga inDrive Pastikan Perwakilan Ojol Bukan Settingan Saat Pertemuan Wapres Gibran
Wulan _ 7 jam yang lalu
Lingkaran.id - Pertemuan antara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan delapan perwakilan pengemudi ojek online (ojol) di Istana Wakil Presiden, pada Minggu (31/8/2025), masih menjadi topik hangat di ruang publik. Polemik mencuat setelah beredar tudingan di media sosial bahwa pertemuan tersebut hanya sekadar “settingan”.Namun, empat aplikator besar GoTo, Grab, Maxim, dan inDrive serentak memberikan klarifikasi dan memastikan bahwa para pengemudi yang hadir adalah mitra resmi sekaligus masih aktif mencari nafkah di lapangan.Viral Ojol Bertemu Wapres Gibran, Sepatu Air Jordan Merah Putih Jadi Soroton!Direktur Public Affairs & Communications GoTo, Ade Mulya, menegaskan bahwa undangan dialog datang langsung dari pihak Kantor Wakil Presiden.“Pada Sabtu, kami bersama aplikator lain diminta untuk menghadirkan perwakilan mitra ojol dari seluruh platform. Agenda ini memang dirancang agar Wapres dapat mendengar langsung aspirasi dan harapan dari para pengemudi,” jelas Ade dalam keterangan tertulisnya.Menurutnya, berbagai masukan yang disampaikan benar-benar berasal dari pengemudi, bukan rekayasa. Aspirasi yang muncul mencakup permintaan dukungan bagi keluarga rekan ojol yang sudah meninggal, ungkapan solidaritas antar pengemudi, hingga harapan agar kondisi kerja tetap aman, nyaman, dan kondusif di tengah dinamika sosial yang ada.Hal senada juga disampaikan oleh Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza R. Munusamy. Ia menekankan bahwa Grab secara khusus memilih mitra aktif yang dinilai vokal agar dapat mewakili suara komunitas ojol dengan lebih tepat.“Kami mencari perwakilan di kawasan Jakarta Pusat yang aktif dan terbiasa menyuarakan pendapat. Tidak ada persyaratan khusus dari pihak Wapres, inisiatif ini sepenuhnya dari kami agar aspirasi yang disampaikan benar-benar relevan,” ujar Tirza saat memberikan pernyataan di Makassar, Senin (1/9/2025).Sementara itu, dari pihak Maxim, Public Relations Specialist, Arkam Suprapto, juga memastikan bahwa pertemuan tersebut tidak melibatkan sosok fiktif atau perwakilan palsu.“Mitra yang hadir adalah pengemudi resmi yang terdaftar di aplikasi Maxim dan hingga kini masih aktif melayani penumpang,” tegas Arkam.Rumah di Bintaro yang Dijarah Massa Ternyata Dihuni Mantan Suami Nafa Urbach, Bukan Milik PribadiTak ketinggalan, inDrive juga memberikan klarifikasi serupa. Public Relations Manager inDrive Indonesia, Wahyu Ramadhan, menyampaikan bahwa mitra yang hadir sudah lama menjadi bagian dari platform tersebut.“Benar, pengemudi inDrive yang ikut dalam pertemuan dengan Wapres adalah mitra aktif yang telah bergabung sejak 2020 dan masih terus melayani masyarakat sampai saat ini,” ungkap Wahyu.Dengan adanya pernyataan tegas dari keempat aplikator besar itu, diharapkan spekulasi soal “settingan” bisa ditepis. Pertemuan ini diyakini sebagai upaya pemerintah untuk membuka ruang dialog langsung dengan para pengemudi, sehingga aspirasi mereka dapat tersampaikan secara jujur dan transparan.***
Read More Pemerintah Tetapkan 3 Kategori Penerima Bansos Seumur Hidup, Ini Daftarnya
Wulan _ 7 jam yang lalu
Lingkaran.id - Pemerintah memastikan program bantuan sosial (bansos) tetap berlanjut pada tahun 2025. Bahkan, terdapat tiga kelompok masyarakat yang dipastikan akan menerima bansos seumur hidup sesuai dengan kebijakan terbaru yang diumumkan.Bansos yang akan terus dicairkan terbagi dalam dua bentuk, yaitu bansos reguler dan bansos tambahan. Program reguler yang dikelola oleh Kementerian Sosial mencakup Program Keluarga Harapan (PKH) serta Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).Cara Cek Penerima Bansos PKH dengan KTP, Cair Tahap 3 September 2025Adapun tiga kategori masyarakat yang ditetapkan sebagai penerima bansos seumur hidup adalah:Lansia berusia 60 tahun ke atasPenyandang disabilitas, termasuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)Warga rentan non-produktif secara permanen Dalam program PKH, bantuan diberikan dengan nominal berbeda sesuai dengan kategori penerima:Ibu hamil dan anak usia dini: Rp 750.000Siswa SD: Rp 225.000Siswa SMP: Rp 375.000Siswa SMA: Rp 500.000Lansia dan penyandang disabilitas berat: Rp 600.000Korban pelanggaran HAM berat: Rp 2.700.000Viral Ojol Bertemu Wapres Gibran, Sepatu Air Jordan Merah Putih Jadi Soroton! Selain PKH, masyarakat juga menerima bantuan pangan melalui program BPNT senilai Rp 200.000 per bulan. Dana ini dicairkan setiap tiga bulan sekali.Jadwal Penyaluran Bansos 2025PKH dan BPNT akan disalurkan dalam empat tahap selama tahun 2025:Tahap 1: Januari – MaretTahap 2: April – JuniTahap 3: Juli – SeptemberTahap 4: Oktober – Desember Program PKH dihadirkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama melalui pemenuhan kebutuhan gizi, pendidikan, dan kesehatan keluarga miskin, sekaligus mendorong kemandirian ekonomi.Sementara itu, BPNT difokuskan untuk meringankan beban pengeluaran rumah tangga miskin, khususnya dalam hal pangan, agar keluarga penerima dapat memperoleh nutrisi yang lebih baik dan seimbang.***
Read More Mahasiswa Unnes Meninggal Usai Demo di Mapolda Jateng, Keluarga Pertanyakan Kejanggalan
Wulan _ 7 jam yang lalu
Lingkaran.id - Duka menyelimuti keluarga besar Universitas Negeri Semarang (Unnes). Seorang mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2024, bernama Iko Juliant Junior, dilaporkan meninggal dunia usai mengikuti aksi demonstrasi di depan Mapolda Jawa Tengah.Berdasarkan keterangan resmi kepolisian, Iko dinyatakan meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jalan Dr. Cipto, Semarang, pada Minggu dini hari (31/8/2025) sekitar pukul 02.30 WIB. Namun, kabar tersebut menimbulkan tanda tanya besar bagi pihak keluarga, lantaran kondisi jasad korban ditemukan penuh luka yang menimbulkan dugaan adanya kejanggalan.Viral Ojol Bertemu Wapres Gibran, Sepatu Air Jordan Merah Putih Jadi Soroton!Dari informasi yang dihimpun, sehari sebelum kejadian, Sabtu (30/8/2025) sore, Iko berpamitan kepada sang ibu. Ia menyampaikan akan pergi ke kampus mengenakan baju PDH DPM dan membawa sebuah ransel berwarna biru yang berisi jas almamater. Ia berangkat menggunakan sepeda motor sekitar pukul 17.00 WIB.Menjelang tengah malam, Iko sempat pulang ke rumah sebelum akhirnya dijemput seorang rekannya. Mereka menuju kawasan Jalan Pahlawan, Semarang. Dalam komunikasi melalui pesan WhatsApp kepada temannya yang lain, Iko menyebut bahwa dirinya akan bergerak ke Mapolda Jateng sekitar pukul 23.00 WIB. Sejak saat itu, kabarnya terputus.Suasana Haru Iringi Pemakaman Mahasiswa Amikom, Rheza Sendy PratamaKeluarga baru mendapat informasi mengejutkan pada Minggu (31/8/2025) bahwa Iko dalam kondisi kritis dan sedang dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang. Seorang petugas keamanan rumah sakit memberikan keterangan bahwa Iko dibawa oleh anggota Brimob Polda Jawa Tengah sekitar pukul 11.00 WIB. Tak lama setelah itu, nyawanya tidak tertolong.Hingga kini, keluarga masih mempertanyakan penyebab pasti meninggalnya Iko. Mereka berharap ada kejelasan mengenai peristiwa tragis yang menimpa mahasiswa muda tersebut.***
Read More Viral Ojol Bertemu Wapres Gibran, Sepatu Air Jordan Merah Putih Jadi Soroton!
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Pertemuan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan perwakilan pengemudi ojek online (ojol) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, pada Minggu (31/8), mendadak menyedot perhatian publik. Bukan hanya isi dialog mengenai aspirasi para driver yang menjadi topik, melainkan juga penampilan salah satu pengemudi yang mencuri sorotan karena sepatu yang dikenakannya diduga bermerek Air Jordan.Acara yang berlangsung dalam suasana santai itu dihadiri oleh perwakilan pengemudi dari sejumlah platform besar, antara lain Gojek, Grab, Maxim, dan InDrive. Gibran tampak hadir dengan balutan batik, sementara para ojol duduk melingkar mengenakan jaket identitas khas masing-masing perusahaan. Pertemuan kemudian ditutup dengan sesi berjabat tangan dan foto bersama.Gabungan Mahasiswa Se-Sumsel Gelar Aksi Hari ini, Tuntut Reformasi Polri hingga Tolak Kenaikan Tunjangan DPRMeski demikian, perhatian warganet justru teralihkan pada detail sepatu merah putih yang dikenakan salah seorang driver. Foto sepatu tersebut tersebar luas di media sosial X dan menuai beragam komentar.“Nech kelakuhan nyamar tp ga cermat lha masa abang ojol sepatune harganya 2 jutaan? Fokus sebelah kanan,” tulis akun @e****** di platform X.Selain dugaan sepatu Air Jordan itu, gaya seorang pengemudi lain juga tak kalah menjadi pembahasan. Driver tersebut tampil rapi dengan mengenakan sepatu pantofel hitam berbahan kulit. Penampilan para pengemudi ini terekam jelas dalam video pertemuan yang diunggah langsung oleh Gibran maupun sejumlah peserta yang hadir.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniPertemuan ini sendiri berlangsung pasca-demonstrasi besar di depan Gedung DPR pada Kamis (28/8). Aksi tersebut meninggalkan duka mendalam setelah seorang pengemudi ojol, Affan Kurniawan, meninggal dunia akibat terlindas mobil rantis Brimob. Selain Affan, beberapa pengemudi lain turut mengalami luka-luka.Tragedi itu memicu gelombang protes lanjutan ke Mako Brimob Kwitang, di mana para pengemudi mendesak agar kasus kematian Affan diusut secara transparan dan pelakunya dijatuhi hukuman sesuai ketentuan hukum.***
Read More Delapan Korban Unjuk Rasa Masih Dirawat di RS, Wali Kota Tegaskan Mayoritas Bukan Warga Lokal
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sejumlah korban dari aksi unjuk rasa yang berlangsung di Kota Solo masih menjalani perawatan medis di rumah sakit. Wali Kota Solo, Respati Ardi, menyampaikan bahwa hingga Senin (1/9/2025), terdapat delapan orang korban yang masih dirawat intensif. Mereka berasal dari kalangan masyarakat umum, peserta aksi, maupun aparat keamanan. Respati menegaskan bahwa sebagian besar korban yang masih menjalani perawatan bukan merupakan warga asli Solo.“Bukan warga Solo, hanya ada beberapa saja yang berasal dari Solo,” ujarnya.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniIa menjelaskan, sejak awal tercatat ada 19 orang korban yang sempat dilarikan ke rumah sakit pasca kericuhan unjuk rasa. Namun, sebagian besar hanya mengalami luka ringan sehingga diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan jalan. Sementara itu, delapan korban yang masih dirawat membutuhkan penanganan lebih lanjut karena kondisi mereka cukup serius.“Harapan kami, mereka yang kini masih dirawat bisa segera pulih dan kembali berkumpul dengan keluarganya,” tutur Respati.Suasana Haru Iringi Pemakaman Mahasiswa Amikom, Rheza Sendy PratamaSelain memberikan perhatian pada korban, pihak Pemkot Solo juga mengambil langkah antisipatif untuk menjaga keamanan kota. Respati mengungkapkan bahwa pihaknya telah membentuk Gerakan Warga Solo (GWS) dengan menggandeng pemuda karang taruna di setiap kelurahan.Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan suasana Solo yang kondusif serta mencegah aksi-aksi anarkis dari pihak luar yang kerap menimbulkan kerusuhan. Menurut Respati, massa yang melakukan aksi hingga berujung pada perusakan fasilitas umum sebagian besar bukan warga Solo.“Kami ingin Solo tetap aman dan damai, dimulai dari akar rumput,” tegasnya.***
Read More Rumah di Bintaro yang Dijarah Massa Ternyata Dihuni Mantan Suami Nafa Urbach, Bukan Milik Pribadi
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kejadian penjarahan rumah di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, pada Minggu (31/8), sempat dikaitkan dengan artis Nafa Urbach. Namun, informasi tersebut akhirnya diluruskan. Petugas keamanan perumahan, Syamsul, menegaskan bahwa rumah yang menjadi sasaran massa bukan milik Nafa, melainkan dihuni oleh mantan suaminya, aktor Zack Lee. Syamsul menambahkan, rumah yang ditempati Zack bukanlah kepemilikan pribadi, melainkan rumah kontrakan.“Ini rumah Pak Zack Lee, mantan suaminya Ibu Nafa. Beliau tinggal di sini,” jelas Syamsul saat ditemui.“Rumahnya bukan milik sendiri, hanya kontrakan,” tambahnya.NasDem dan PAN Kompak Nonaktifkan Legislator, Sahroni–Nafa Urbach dan Eko Patrio–Uya Kuya Dicopot dari DPRMenurut keterangan Syamsul, Nafa Urbach memang sesekali mendatangi rumah tersebut, namun bukan untuk menetap. Kehadirannya biasanya hanya untuk bertemu dengan anak mereka.“Kalau Bu Nafa jarang ke sini, paling sehari atau seminggu sekali datang, hanya untuk menjenguk anaknya,” sambungnya.Pasca-penjarahan, sejumlah barang di rumah itu masih sempat diselamatkan. Syamsul menyebut ada mobil boks yang datang untuk mengangkut sisa perabotan.“Sepertinya kasur atau lemari yang masih tertinggal dibawa menggunakan mobil boks. Barang-barang lain sudah habis saat penjarahan kemarin,” ungkapnya.Di tengah sorotan publik, Nafa Urbach juga menuai kritik atas pernyataannya yang dianggap tidak peka terhadap situasi sulit yang dihadapi masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Nafa menyampaikan permintaan maaf terbuka melalui akun Instagram pribadinya pada Sabtu (30/8) malam.“Assalamualaikum wr wb, salam sejahtera. Dengan segala kerendahan hati, saya Nafa Indria Urbach, memohon maaf atas setiap perkataan saya yang mungkin menyakiti hati masyarakat Indonesia,” tulisnya. Ia pun berharap kesalahannya dapat dimaafkan.Berbagai Dampak Demo Ricuh di Makassar Gedung, Bangunan di bakar oleh Warga“Kiranya saya diberi pintu maaf yang besar. Sekali lagi, saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia,” lanjutnya.Imbas dari polemik ini, Partai NasDem telah resmi menonaktifkan Nafa Urbach dari keanggotaannya sebagai anggota DPR RI Fraksi NasDem.***
Read More Kontras Catat 23 Orang Hilang dalam Sepekan Aksi Unjuk Rasa, Buka Posko Pengaduan Daring
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengumumkan adanya puluhan orang yang hingga kini masih belum diketahui keberadaannya usai gelombang aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak 25–31 Agustus 2025. Untuk menindaklanjuti banyaknya laporan tersebut, KontraS membuka posko pengaduan orang hilang secara daring.Koordinator Kontras, Dimas Bagus Arya, menyampaikan bahwa berdasarkan catatan sementara per Senin (1/9) pukul 18.10 WIB, setidaknya 23 orang masih berstatus hilang.“Terdapat sekitar 23 orang yang belum bisa dilacak keberadaannya hingga saat ini,” ujar Dimas.Mencekam! Konvoi Massa di Palembang Bakar Pos Polisi Hingga Kantor DPRD Sumsel Dirusak, 42 Pemuda DiamankanMenurut Dimas, data yang dikumpulkan mencakup identitas korban, termasuk nama lengkap serta daerah asal terakhir kali mereka terlihat. Dari sebaran wilayah, tercatat 1 orang dari Bandung, 1 orang dari Depok, 15 orang dari Jakarta Pusat, 2 orang dari Jakarta Timur, 2 orang dari Jakarta Utara, sementara 1 orang lainnya belum diketahui asalnya.Kontras juga meminta bantuan media untuk mempublikasikan daftar nama-nama tersebut agar peluang identifikasi maupun pencarian semakin terbuka. “Kami berharap informasi ini bisa diperluas, sehingga keluarga dan masyarakat dapat turut membantu proses penelusuran,” kata Dimas. Berikut daftar 23 orang yang hingga kini masih dinyatakan hilang menurut data Kontras:Muhammad Restu Agustin (Bandung)Alfi Zahad Adzami (Depok)Muhammad Nagieb Abdillah (Depok)Aang Sabela (Jakarta Pusat)Ade Sahrudin (Jakarta Pusat)Afri Koes Aryanto (Jakarta Pusat)Ahmad Baihaqi (Jakarta Pusat)Akmal Auzar Satria (Jakarta Pusat)Alif Rizky Alhafiz (Jakarta Pusat)Chandra Pratama Wijaya (Jakarta Pusat)Joko Prasetyo (Jakarta Pusat)M. Didik Afrianto (Jakarta Pusat)Muhammad Daud Ibrohim (Jakarta Pusat)Ratih Fitri Setyosari (Jakarta Pusat)Reno Syahputradewo (Jakarta Pusat)Romi Putra Prawibowo (Jakarta Pusat)Ruby Akmal Azizi (Jakarta Pusat)Surya Alkaf Susanto (Jakarta Pusat)Muhammad Hasan Malik (Jakarta Timur)Syamsul Bahri (Jakarta Timur)Andi Muksin (Jakarta Utara)Nirmala Tasya (Jakarta Utara)Rama Sugiyarto (Tidak diketahui)Suasana Haru Iringi Pemakaman Mahasiswa Amikom, Rheza Sendy PratamaKontras menegaskan, daftar tersebut masih bersifat sementara dan akan terus diperbarui sesuai dengan laporan terbaru yang masuk ke posko pengaduan.***
Read More Komdigi Ungkap Aliran Dana Besar di Platform Digital Saat Demo
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap adanya pergerakan dana dalam jumlah besar di berbagai platform digital selama berlangsungnya aksi demonstrasi beberapa hari terakhir. Temuan tersebut menyoroti sejumlah akun yang diduga terhubung dengan jaringan judi online (judol).Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Senin (1/9), menjelaskan bahwa beberapa akun memanfaatkan situasi kericuhan dengan melakukan siaran langsung (live streaming) yang menampilkan aksi kekerasan dan tindakan anarkis. Konten semacam itu, kata Meutya, dimonetisasi melalui fitur donasi dan pemberian hadiah virtual (gifts) bernilai besar.Viral! Netizen Nilai Isu Anarkis dan Penjarahan Hanya Upaya Mengalihkan Sorotan Publik“Sejak beberapa hari terakhir, kami memantau adanya aliran dana signifikan melalui platform digital. Konten kekerasan dan anarkisme disiarkan secara langsung dan dimonetisasi lewat fitur donasi maupun gifts bernilai tinggi. Beberapa akun yang terlibat juga terhubung dengan jaringan judi online,” ungkap Meutya.Selain itu, Komdigi juga menerima banyak laporan masyarakat mengenai maraknya penyebaran informasi yang menyesatkan (hoaks), provokasi, hingga ajakan untuk melakukan tindak kriminal seperti penjarahan, penyerangan, serta isu yang memicu konflik SARA. Gelombang laporan tersebut meningkat pesat selama berlangsungnya aksi demonstrasi.Gabungan Mahasiswa Se-Sumsel Gelar Aksi Hari ini, Tuntut Reformasi Polri hingga Tolak Kenaikan Tunjangan DPRMenurut Meutya, banjir konten provokatif tersebut justru menutupi arus informasi positif yang seharusnya berkembang di ruang digital, termasuk kritik yang membangun, diskusi sehat, kegiatan pembelajaran, hingga aktivitas produktif seperti promosi UMKM.“Indikasi awal menunjukkan adanya upaya yang terorganisir untuk menjadikan media sosial sebagai sarana provokasi,” tegasnya.***
Read More Viral! Netizen Nilai Isu Anarkis dan Penjarahan Hanya Upaya Mengalihkan Sorotan Publik
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Perbincangan hangat soal dugaan pengalihan isu kembali mencuat di jagat maya setelah seorang pengguna X (Twitter) menuliskan keresahannya terkait kabar penjarahan yang dinilai janggal. Dalam unggahannya, ia menyinggung kemungkinan adanya skenario untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu besar lain.“Netizen di X speak up tentang penjarahan yang terjadi, pengalihan isu ada yang janggal,” tulis akun tersebut dalam keterangan unggahannya.Cuitan itu sontak memicu diskusi panjang. Warganet ramai-ramai memberikan komentar, sebagian menuding ada upaya dari elit politik maupun elit global untuk mengaburkan persoalan serius dengan menonjolkan isu-isu receh.Gabungan Mahasiswa Se-Sumsel Gelar Aksi Hari ini, Tuntut Reformasi Polri hingga Tolak Kenaikan Tunjangan DPRFenomena ini makin ramai setelah akun TikTok @nolahariadi mengunggah video pada 24 Mei 2025 yang menyoroti paradoks isu publik. Dalam videonya, Nola mempertanyakan mengapa masyarakat Indonesia lebih sibuk membicarakan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo dibandingkan membahas hal yang lebih krusial, seperti skandal korupsi, peredaran narkoba, hingga gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.“Jangan sampai kita masyarakat Indonesia hanya terfokus dalam hal-hal yang sebenarnya tidak ada keuntungannya untuk negara kita,” tegas Nola.Ia menambahkan, sekalipun ijazah presiden terbukti asli atau palsu, hal itu tidak mengubah fakta bahwa syarat pencalonan presiden hanya minimal lulusan SMA. Menurutnya, isu besar yang menyangkut masa depan bangsa jauh lebih layak menjadi perhatian.Tak berhenti di situ, video lain dari Nola yang diunggah pada 22 Mei 2025 kembali memantik diskusi publik. Dalam tayangan itu, ia menyinggung soal lemahnya pemberitaan terkait pengamanan peredaran narkoba, yang bahkan tidak muncul di lini FYP (For You Page) TikTok. Nola menyesalkan bagaimana isu sebesar narkoba justru kalah populer dibandingkan kabar seputar konflik artis atau drama rumah tangga selebriti.Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di Pejompongan“Jangan munafik, jangan naif. Kalau memang di Indonesia masih ada pengalihan isu, jangan terbawa arus,” ujar Nola dalam videonya.Unggahan-unggahan tersebut segera memancing reaksi netizen. Banyak yang sepakat bahwa perhatian masyarakat memang sering dialihkan ke topik-topik dangkal, sementara kasus serius seperti korupsi, narkoba, hingga pelanggaran hukum besar lainnya kurang mendapatkan sorotan. Media sosial dan media arus utama juga dinilai ikut membentuk persepsi publik dengan cara menonjolkan isu-isu ringan ketimbang persoalan yang menyentuh kepentingan bangsa.***
Read More Suasana Haru Iringi Pemakaman Mahasiswa Amikom, Rheza Sendy Pratama
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Ratusan pelayat mengiringi kepergian almarhum Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Pemakaman berlangsung di Sasanalaya Jatisari, Dusun Jaten, Sendangadi, Mlati, Sleman, pada Minggu (31/8/2025).Jenazah Rheza, yang baru berusia 21 tahun, dimakamkan dengan suasana penuh duka. Mayoritas pengantar merupakan anak muda, teman sebaya, serta rekan-rekan kampus almarhum. Isak tangis dan wajah sendu tampak menyelimuti prosesi pemakaman.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniRheza tercatat sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta angkatan 2023. Ia dinyatakan meninggal dunia pada Minggu pagi. Kabar duka ini segera menyebar di kalangan civitas akademika Amikom dan menimbulkan gelombang belasungkawa.Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Amikom Yogyakarta, Ahmad Fauzi, membenarkan bahwa Rheza merupakan salah satu mahasiswa aktif kampus tersebut. Ia juga menyampaikan rasa duka mendalam atas berpulangnya almarhum.“Betul, dia (Rheza) mahasiswa kami. Informasi yang kami terima, yang bersangkutan ikut dalam aksi unjuk rasa di Mapolda DIY,” kata Fauzi saat dikonfirmasi, Minggu (31/8/2025).Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di PejomponganLebih lanjut, Fauzi menjelaskan bahwa pihak kampus mendapatkan informasi terkait meninggalnya Rheza dari rekan-rekan almarhum pada siang harinya. Namun, hingga kini pihak kampus masih menunggu informasi lebih jelas mengenai penyebab kematian mahasiswa tersebut.“Kalau soal kronologi atau penyebab pastinya, kami belum bisa memastikan. Informasi yang beredar memang ada video, tetapi kami masih menunggu keterangan lebih lanjut. Jadi sementara hanya itu yang bisa kami sampaikan,” ujarnya menegaskan.***
Read More Gabungan Mahasiswa Se-Sumsel Gelar Aksi Hari ini, Tuntut Reformasi Polri hingga Tolak Kenaikan Tunjangan DPR
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Aksi unjuk rasa besar-besaran digelar oleh gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sumatera Selatan pada Senin, 1 September 2025. Massa aksi yang diperkirakan mencapai ratusan orang mulai berkumpul sejak pukul 13.00 WIB di Taman Simpang Lima DPRD Sumsel, sebelum bergerak menuju Gedung DPRD Provinsi.Aksi tersebut melibatkan lebih dari 20 organisasi mahasiswa dan elemen masyarakat, di antaranya BEM Unsri, Polsri, Poltekkes Kemenkes, UIGM, Universitas Bina Darma, Universitas Muhammadiyah Palembang, UIN Raden Fatah, STIE Musi, Universitas MDP, hingga organisasi ekstra seperti HMI, GMNI, dan PMII. Koordinator aksi ditunjuk Adrian dari BEM STIHPADA, sementara koordinator lapangan dipimpin oleh perwakilan BEM masing-masing perguruan tinggi.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniDalam aksinya, mahasiswa mengajukan empat tuntutan utama:Mendesak Presiden agar mencopot Kapolri sekaligus mereformasi institusi kepolisian.Mendorong pengesahan RUU Perampasan Aset.Menghentikan proses pembahasan RUU KUHAP.Menolak kenaikan tunjangan anggota DPR RI.Massa aksi datang dari berbagai titik di Palembang. Dari arah Plaju, mahasiswa UMP, Universitas Bina Darma, UIN Raden Fatah, Universitas PGRI, dan UM-AD bergerak melintasi Jembatan Ampera menuju lokasi unjuk rasa. Sementara itu, mahasiswa dari Universitas IBA, Universitas Tamsis, STIE Musi, dan Universitas MDP melalui Jl. Veteran – Jl. A. Rivai. Dari arah Bukit, massa Unsri, Polsri, dan Serikat Hijau Indonesia langsung menuju Simpang Lima DPRD. Sedangkan kelompok mahasiswa Poltekkes Kemenkes dan STIKES Bina Husada berangkat dari Jl. Merdeka – Jl. A. Rivai.Tidak ketinggalan, mahasiswa UIGM dan STIK Siti Khadijah bergerak melalui Simpang Polda – Jl. Jend. Sudirman – Jl. A. Rivai. Adapun massa HMI dan GMNI bergerak dari Jl. Radial, sementara PMII serta STIHPADA melalui Jl. Sukabangun – Jl. Sudirman – Jl. A. Rivai.Berbagai Dampak Demo Ricuh di Makassar Gedung, Bangunan di bakar oleh WargaDengan adanya konsentrasi massa di sejumlah titik, aparat keamanan mengimbau masyarakat untuk menghindari jalur-jalur yang dilalui demonstran, meningkatkan kewaspadaan, serta mengantisipasi kemungkinan kemacetan maupun penutupan jalan. Masyarakat juga diminta untuk tidak mudah terprovokasi informasi bohong (hoaks) dan segera mencari tempat aman jika menemukan indikasi gangguan keamanan.Diketahui aksi unjuk rasa yang dilakukan BEM se-Sumsel ini tidak melibatkan asosiasi driver maupun ojek online (Ojol) di Kota Palembang, sehingga dipastikan murni digerakkan oleh elemen mahasiswa. Situasi di sekitar Gedung DPRD Sumsel pagi ini dipantau dalam pengawalan ketat aparat kepolisian dilengkapi dengan pagar kawat disepanjang gedung.***
Read More Mencekam! Konvoi Massa di Palembang Bakar Pos Polisi Hingga Kantor DPRD Sumsel Dirusak, 42 Pemuda Diamankan
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Palembang diguncang aksi anarkis pada Minggu dini hari, 31 Agustus 2025. Sejumlah pos polisi di beberapa titik strategis kota dirusak, bahkan ada yang dibakar massa yang diduga melakukan konvoi sepeda motor. Tidak hanya itu, pagar gedung DPRD Sumatera Selatan juga menjadi sasaran amukan kelompok tersebut.Berdasarkan informasi yang dihimpun, fasilitas kepolisian yang dirusak meliputi pos polisi Simpang 5 DPRD, pos Simpang Sekip Pangkal, pos dekat Palembang Indah Mall (PIM), pos Simpang Polda, hingga pos polisi Pasar 16 di sekitar Jembatan Ampera. Dari sejumlah lokasi itu, kerusakan paling parah terjadi di pos Simpang Polda, pos Simpang 5 DPRD, serta pos Radial dekat PIM.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniDi pos polisi Simpang Polda, kaca-kaca pecah berantakan dan bangunan tampak gosong akibat dibakar. Fasilitas umum di sekitar lokasi, termasuk pot tanaman, juga tidak luput dari perusakan.Kapolda Sumsel, Irjen Pol Andi Rian R. Djajadi, membenarkan adanya penangkapan puluhan pemuda yang diduga terlibat dalam aksi brutal tersebut.“Ada 42 orang sedang kita lakukan pemeriksaan secara maraton oleh penyidik Ditreskrimum,” jelas Irjen Pol Andi Rian saat dikonfirmasi wartawan.Pantauan di Mapolda Sumsel memperlihatkan anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) bergantian menggiring para pemuda yang diamankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Selain pos polisi, satu unit mobil juga dilaporkan ikut dibakar dalam insiden ini.Video yang beredar di media sosial memperlihatkan detik-detik massa dalam jumlah besar, mayoritas menggunakan sepeda motor, mendatangi pos polisi kontainer di Simpang Lima DPRD sebelum membakarnya. Aksi tersebut diduga bukan kejadian tunggal, melainkan bagian dari rangkaian peristiwa dengan pola serupa yang terjadi di beberapa daerah lain di Indonesia.Konvoi massa disebut bergerak dari kantor Samsat Palembang, kemudian menuju sejumlah pos lalu lintas, hingga akhirnya ke gedung DPRD Sumsel. Belum ada informasi resmi terkait kelompok atau pihak yang berada di balik aksi sporadis ini.Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di PejomponganPasca kejadian, aparat kepolisian tampak siaga penuh. Personel dengan perlengkapan lengkap, termasuk tim Jatanras, dikerahkan untuk mengamankan situasi dan mencegah kerusuhan meluas. Puluhan remaja yang ditengarai terlibat langsung dalam perusakan kini sudah berada dalam pengawasan pihak berwenang.Situasi di sekitar lokasi kejadian masih dijaga ketat, sementara masyarakat diminta tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya.***
Read More NasDem dan PAN Kompak Nonaktifkan Legislator, Sahroni–Nafa Urbach dan Eko Patrio–Uya Kuya Dicopot dari DPR
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem resmi menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari jabatannya sebagai anggota DPR RI Fraksi NasDem. Kebijakan itu berlaku efektif mulai 1 September 2025.Keputusan penting ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Hermawi Taslim, melalui keterangan tertulis pada Minggu, 30 Agustus 2025. Menurut Hermawi, langkah tegas ini diambil setelah munculnya pernyataan dari dua legislator tersebut yang dinilai telah menyinggung perasaan publik dan bertentangan dengan semangat perjuangan partai.Berbagai Dampak Demo Ricuh di Makassar Gedung, Bangunan di bakar oleh Warga“Partai NasDem turut menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam demonstrasi. Kami menilai pernyataan yang dilontarkan oleh anggota DPR dari Fraksi NasDem telah mencederai perasaan rakyat dan merupakan penyimpangan dari nilai-nilai yang diperjuangkan partai,” ujar Hermawi.Sebelumnya, Ahmad Sahroni juga telah dimutasi dari posisinya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI periode 2024–2029. Pergantian jabatan tersebut tertuang dalam surat resmi Fraksi NasDem DPR bernomor F. NasDem. 758/DPR-RI/VIII/2025 yang dikeluarkan pada 29 Agustus 2025.Dalam dokumen itu disebutkan bahwa Sahroni digeser menjadi anggota Komisi I DPR, komisi yang membidangi urusan luar negeri, pertahanan, serta intelijen. Dengan demikian, ia tidak lagi menjabat sebagai pimpinan di Komisi III yang berurusan dengan bidang hukum.Langkah ini diambil setelah pernyataan kontroversial Sahroni terkait wacana pembubaran DPR menuai reaksi keras publik. Pada 22 Agustus 2025, dalam kunjungan kerja ke Sumatera Utara, Sahroni menilai usulan pembubaran DPR sebagai hal yang berlebihan. Ia bahkan menyebut pihak yang menggulirkan gagasan tersebut sebagai “orang tolol”.Komentar itu memicu gelombang kemarahan masyarakat. Sehari setelahnya, kediaman Sahroni di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, digeruduk massa. Insiden itu berakhir dengan perusakan serta penjarahan mobil dan sejumlah isi rumah.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniLangkah NasDem ini bersamaan dengan keputusan serupa dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga menonaktifkan dua anggota Fraksinya, yakni Eko Patrio dan Uya Kuya. Menurut Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, kebijakan tersebut berlaku mulai 1 September 2025. Viva Yoga juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan mempercayakan penyelesaian situasi kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.Dengan penonaktifan ini, baik NasDem maupun PAN berupaya menunjukkan sikap tegas dan menjaga kepercayaan publik di tengah dinamika politik yang tengah memanas.***
Read More Lama Hilang, Anggota Polisi Ditemukan Tewas dengan Leher Terikat Tali
Wulan _ 5 hari yang lalu
Lingkaran.id - Setelah beberapa hari menghilang secara misterius, Brigadir Polisi Esco Faska Rely (29), anggota Polres Lombok Barat, akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di area kebun yang terletak sekitar 10 meter di belakang rumahnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, pada Minggu (24/8/2025).Penemuan jasad Brigadir Esco sontak menggemparkan warga setempat. Pasalnya, almarhum sebelumnya sempat dikabarkan hilang tanpa jejak. Saat ditemukan, tubuhnya dalam posisi terlentang dengan leher terikat tali di bawah sebuah pohon di kawasan perbukitan. Selain itu, terdapat bekas luka akibat hantaman benda tumpul pada tubuh korban.Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di PejomponganDirektur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, menyampaikan bahwa dugaan awal menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan.“Memang ada indikasi luka akibat benda tumpul, namun detail penyebab kematian baru bisa dipastikan setelah hasil autopsi forensik dari RS Bhayangkara Mataram keluar,” ujarnya di Mataram, Senin (25/8/2025), dikutip dari Antara.Saat ini, kasus kematian Brigadir Esco masih dalam tahap penyelidikan. Penanganan perkara sementara berada di bawah kendali Satreskrim Polres Lombok Barat. Meski begitu, Polda NTB berencana untuk mengambil alih penanganan kasus ini setelah mendengarkan paparan lengkap dari tim penyidik Polres Lombok Barat dalam gelar perkara yang dijadwalkan hari ini.Jasad Brigadir Esco pertama kali ditemukan oleh warga sekitar pada Minggu (24/8) sekitar pukul 11.30 Wita. Informasi penemuan tersebut dengan cepat menyebar ke masyarakat hingga sampai ke aparat kepolisian. Tim kemudian melakukan evakuasi serta olah tempat kejadian perkara (TKP).Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniIdentitas korban dapat dipastikan melalui pakaian yang dikenakan serta sejumlah barang pribadi yang masih melekat di tubuhnya, seperti ponsel, jam tangan, dan kunci kendaraan roda dua di kantong celana.Hingga kini, keluarga dan masyarakat setempat masih menunggu kejelasan penyebab kematian Brigadir Esco, sementara pihak kepolisian terus mendalami kasus ini guna mengungkap fakta sebenarnya.***
Read More Cara Cek Penerima Bansos PKH dengan KTP, Cair Tahap 3 September 2025
Wulan _ 5 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kementerian Sosial (Kemensos) memastikan akan kembali menyalurkan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) pada bulan September 2025. Penyaluran kali ini masuk dalam tahap ketiga, mencakup periode Juli–September 2025.PKH menjadi salah satu program bantuan yang paling ditunggu masyarakat, khususnya keluarga kurang mampu. Bantuan ini bertujuan meringankan beban ekonomi penerima, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, serta kesejahteraan anak.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari ini Agar penyaluran lebih tepat sasaran, Kemensos menyediakan fasilitas pengecekan mandiri bagi masyarakat. Cukup dengan menggunakan data sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP), warga bisa mengetahui apakah mereka termasuk penerima bansos PKH tahap 3. Berikut langkah-langkahnya:Akses situs resmi Kemensos di cekbansos.kemensos.go.id lewat ponsel atau komputer.Pilih Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, serta Desa/Kelurahan sesuai alamat di KTP.Masukkan nama lengkap sesuai KTP.Isi kode verifikasi (captcha) yang tertera.Klik tombol “Cari Data”.Sistem akan menampilkan informasi penerima manfaat sesuai data yang diinput. Jika hasil pencarian menunjukkan keterangan “Tidak Terdapat Peserta/PM”, artinya nama tersebut tidak masuk daftar penerima PKH tahap 3. Sebaliknya, bila muncul data lengkap berikut status “ya” pada kolom PKH, maka yang bersangkutan dipastikan menjadi penerima bantuan.Bantuan PKH diberikan dalam bentuk uang tunai maupun non-tunai. Pencairannya bisa dilakukan melalui bank-bank Himbara (BNI, Mandiri, BTN, dan BRI) atau kantor pos.Adapun rincian dana PKH 2025 yang diterima tiap kategori adalah sebagai berikut:Anak usia dini (0–6 tahun): Rp 750.000 setiap 3 bulan (Rp 3 juta per tahun).Anak sekolah:SD: Rp 225.000 setiap 3 bulan (Rp 900.000 per tahun).SMP: Rp 375.000 setiap 3 bulan (Rp 1,5 juta per tahun).Lansia (60 tahun ke atas): Rp 600.000 setiap 3 bulan (Rp 2,4 juta per tahun).Penyandang disabilitas: Rp 600.000 setiap 3 bulan (Rp 2,4 juta per tahun).Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di PejomponganDengan fasilitas pengecekan online ini, masyarakat diharapkan dapat segera mengetahui status mereka sebagai penerima. Langkah ini juga ditujukan agar bantuan benar-benar jatuh ke tangan keluarga yang berhak serta bisa langsung dimanfaatkan untuk kebutuhan pokok.***
Read More Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari ini
Wulan _ 5 hari yang lalu
Lingkaran.id - Gelombang protes atas insiden tragis yang menimpa seorang pengemudi ojek online di Pejompongan, Jakarta Pusat, terus meluas. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan memastikan akan menggelar aksi demonstrasi pada Jumat (29/8/2025).Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan, Muhammad Ikram, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk kegeraman mahasiswa terhadap tindakan aparat yang dianggap tidak manusiawi.“Kami akan turun menyikapi kondisi yang sama sekali tidak dapat dimaklumi,” ujar Ikram.Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di PejomponganMenurutnya, lokasi aksi masih dalam tahap pembahasan. Terdapat tiga opsi yang tengah dipertimbangkan, yaitu Mako Brimob, Mabes Polri, dan Polda Metro Jaya. “Masih kami diskusikan, target utama di antara tiga titik itu,” tambah Ikram.Unjuk rasa ini digelar setelah viralnya video amatir di media sosial yang memperlihatkan kendaraan taktis Brimob melaju kencang ke arah kerumunan warga saat terjadi kericuhan. Dalam rekaman tersebut, sebuah rantis tampak melindas seorang pengemudi ojek online yang berusaha menghindar.Aksi brutal itu memicu kemarahan massa yang semula bubar, kemudian kembali mengepung kendaraan Brimob. Sejumlah warga bahkan sempat memukul dan mengejar mobil lapis baja tersebut yang tetap melaju meninggalkan lokasi tanpa memperhatikan korban.Ketua BEM UI, Atan Zayyid Sulthan, mengonfirmasi bahwa pihaknya akan menggelar aksi di Polda Metro Jaya sekitar pukul 13.00 WIB.“Kami akan berkumpul di UI, lalu bergerak ke Polda Metro Jaya,” ungkap Atan.Secara terpisah, Koordinator Forum Perempuan BEM SI wilayah Jabodetabek-Banten (BSJB), Fatin Humairo, menyatakan bahwa BEM SI juga akan turun ke jalan pada 29 Agustus dengan mengusung tema “Indonesia Cemas 2025”, melanjutkan rangkaian aksi sebelumnya pada 28 Juli lalu.Menurut Fatin, meski ada kelompok buruh dan mahasiswa yang sudah aksi pada 28 Agustus, BEM SI tetap memilih konsisten dengan jadwal yang telah disepakati. “Kami tetap turun di hari yang sudah diputuskan, terlepas dari ada aliansi lain yang sudah bergerak sehari sebelumnya,” kata Fatin.Dalam aksinya, BEM SI akan membawa sembilan tuntutan lama yang ditambah dengan dua poin baru. Kesebelas tuntutan tersebut meliputi:Kaji ulang Inpres Nomor 1 Tahun 2025 terkait efisiensi belanja APBN dan APBD.Transparansi pembangunan nasional dan penggunaan pajak rakyat.Evaluasi program makan bergizi gratis secara menyeluruh.Menolak revisi UU Minerba yang dinilai bermasalah.Menolak dwifungsi TNI.Mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset.Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan nasional.Menolak praktik impunitas serta menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat.Menolak cawe-cawe Joko Widodo dalam pemerintahan Prabowo Subianto.Menolak praktik dwifungsi jabatan.Mendesak segera disahkannya RUU Perampasan Aset.Rutan KPK Penuh! Pemberantasan Korupsi Tetap Berjalan NormalSementara itu, pihak PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turut memberikan pernyataan resmi terkait insiden di Pejompongan. Direktur Public Affairs & Communications GOTO, Ade Mulya, mengungkapkan bahwa perusahaan tengah menelusuri identitas pengemudi ojol yang menjadi korban.“Saat ini kami masih melakukan investigasi dan berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk memastikan identitas korban,” kata Ade, Kamis (28/8/2025). Ade juga menyampaikan rasa duka cita dan simpati kepada keluarga korban.“Kami turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya dan prihatin atas musibah ini,” ujarnya.BEM SI menargetkan sedikitnya 500 mahasiswa turun ke jalan dalam aksi hari ini. Meski demikian, hingga kini belum ada kepastian aliansi lain yang akan bergabung.“Ada kabar sejumlah kampus di luar BEM SI tertarik ikut serta, termasuk UI, tapi belum final,” kata Fatin.***
Read More Nikita Mirzani Semprot Melvina Daviena di Persidangan "Gara-Gara Anda Baca BAP Sekilas, Saya Dipenjara 7 Bulan!"
Wulan _ 5 hari yang lalu
Lingkaran.id - Artis kontroversial Nikita Mirzani kembali menjalani sidang lanjutan terkait kasus dugaan pengancaman dan pemerasan terhadap Reza Gladys. Persidangan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (28/8/2025), dengan agenda mendengarkan keterangan saksi.Dalam sidang tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan Melvina Husyanti, pemilik Daviena Skincare, sebagai saksi. Saat diberi kesempatan untuk bertanya, Nikita terlihat emosi ketika mendengar jawaban Melvina. Awalnya, Nikita menanyakan apakah Melvina mengetahui dugaan kasus pemerasan yang menyeret namanya. Dengan singkat, Melvina menjawab, “Tahu.”DJ Panda Belum Buka Suara Terkait Pengakuan Sintia yang Mengaku Hamil Anak DarinyaLebih lanjut, Melvina mengaku pernah dimintai keterangan dan menjalani Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Namun, ia mengaku hanya membaca dokumen tersebut secara sekilas. Pernyataan itu langsung membuat Nikita naik pitam.“Sekilas? Ini gara-gara Anda baca BAP sekilas, saya dipenjara 7 bulan loh,” ucap Nikita dengan nada tinggi.Dalam persidangan, Nikita juga membantah tudingan bahwa dirinya memeras Melvina dengan nilai fantastis hingga Rp 15 miliar. Ia menegaskan tidak pernah menerima uang dari pemilik skincare tersebut. Menurutnya, obrolan melalui pesan yang sempat dijadikan bukti hanyalah candaan semata.“Tentang chat yang katanya saya minta Rp 15 M, di situ jelas ada emotikon ketawa. JPU pun tidak menegaskan kalau itu serius. Itu cuma bercanda,” tegas Nikita. Nikita bahkan menuding balik Melvina dan mempertanyakan alasan sang saksi bersikeras soal pemberian uang.“Kenapa Anda kok seperti ingin sekali memberi uang ke saya? Jangan-jangan Anda mau menjebak saya, sama seperti yang dilakukan Reza Gladys?,” sindirnya.Terungkap Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha, Rumah Tangga Retak Sejak Awal 2024Namun, Melvina menampik tuduhan tersebut. Ia mengatakan tidak pernah berniat menjebak Nikita dan menegaskan bahwa dirinya lebih fokus pada pembenahan untuk usahanya.“Tidak ada niat menjebak. Waktu itu saya hanya ingin fokus berbenah supaya tidak terus diganggu,” jawab Melvina.Dalam perkara ini, Nikita Mirzani didakwa melakukan tindak pidana pemerasan dan pengancaman secara elektronik terhadap Reza Gladys. Selain itu, ia juga dijerat dengan pasal tindak pidana pencucian uang atas sejumlah dana yang diterimanya dari Reza.Tidak hanya sendiri, Nikita disebut melakukan aksinya bersama asistennya, Ismail Marzuki, yang kini juga ikut terseret dalam kasus hukum tersebut.***
Read More Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di Pejompongan
Wulan _ 5 hari yang lalu
Lingkaran.id - Insiden memilukan terjadi di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam. Seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan meninggal dunia setelah tertabrak dan dilindas kendaraan taktis (Rantis) milik Brimob Polri saat terjadi kericuhan pasca demonstrasi di sekitar Gedung DPR RI.Berdasarkan data yang dihimpun, Affan masih berusia sangat muda. Ia lahir di Jakarta pada 18 Juli 2004 dan tinggal di kawasan Jatipulo, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Sebelum peristiwa tragis itu, Affan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), namun nyawanya tidak dapat diselamatkan.Rutan KPK Penuh! Pemberantasan Korupsi Tetap Berjalan NormalAffan dikenal sebagai anak yang pekerja keras. Menurut keterangan Muri, pemilik kontrakan tempat keluarga Affan tinggal di Jalan Tayu, Menteng, Jakarta Pusat, almarhum sehari-hari menjadi andalan keluarganya.“Dia benar-benar tulang punggung keluarga, terutama bagi ibunya,” kata Muri, Jumat (29/8/2025).Di kontrakan berukuran 3x11 meter itu, Affan tinggal bersama tujuh orang anggota keluarga lainnya. Sehari-hari, ia bekerja sebagai driver ojek online untuk membantu menopang kebutuhan keluarga. Sebelumnya, Affan juga pernah bekerja sebagai satpam. Affan dikenal disiplin dan rajin.“Biasanya pagi jam 05.30 sudah berangkat, siang pulang sebentar untuk istirahat, lalu sore jalan lagi,” tambah Muri.Orang tuanya bekerja serabutan, sementara adik perempuannya masih duduk di bangku SMP. Karena itu, Affan menjadi sosok yang paling diandalkan dalam mencari nafkah.Saksi mata bernama Abdul (29) menyebut, saat kejadian Affan tengah mengantarkan pesanan ke kawasan Bendungan Hilir. Namun akibat situasi jalan macet karena kericuhan, ia berhenti di sekitar Pejompongan. Tak lama kemudian, sebuah mobil rantis Brimob melaju kencang ke arah kerumunan sambil menyalakan sirine.“Orang-orang berlarian menghindar, tapi dia (Affan) tidak sempat mengelak. Mobil itu benar-benar ugal-ugalan, kanan kiri dihajar semua,” ungkap Abdul.Dalam rekaman video yang beredar, mobil rantis terlihat sempat berhenti setelah menabrak, namun kemudian kembali melaju meninggalkan korban yang terkapar. Peristiwa ini langsung menyulut kemarahan massa yang berusaha mengejar kendaraan tersebut dengan lemparan batu.Insiden diperkirakan terjadi antara pukul 18.30–19.00 WIB, sesaat setelah aparat membubarkan aksi demonstrasi di sekitar DPR RI. Kabar meninggalnya Affan mengundang perhatian banyak pihak. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung hadir langsung di rumah duka dan menyampaikan belasungkawa. Pemprov Jakarta juga memfasilitasi prosesi pemakaman di TPU Karet Bivak pada Jumat pagi pukul 09.00 WIB.“Atas nama Pemerintah Provinsi Jakarta, kami turut berdukacita atas wafatnya saudara Affan Kurniawan bin Zulkifli. Semoga almarhum husnul khatimah dan keluarga diberi ketabahan,” kata Pramono.Kasus Sadis Pembunuhan Kacab Bank BUMN, UGM Nonaktifkan Dwi HartonoHal senada juga disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang datang menemui keluarga almarhum di RSCM. Ia menyampaikan permohonan maaf langsung kepada keluarga dan komunitas ojek online.“Saya mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya saudara Affan. Kami mohon maaf atas musibah ini, dan kami pastikan kasus ini akan diusut tuntas. Anggota yang terbukti bersalah akan ditindak tegas,” tegas Kapolri.Hingga kini, Propam Polri bersama Kompolnas masih melakukan penyelidikan terkait insiden ini. Sebanyak 7 anggota Brimob telah diamankan untuk menjalani pemeriksaan internal. Sementara itu, publik menanti transparansi penyelidikan agar keluarga korban mendapatkan keadilan.***
Read More